repository ptiq

Takhsis Ayat-Ayat Kiblat Dan Relevansinya Dalam Penentuan Arah Salat Di Indonesia

Sunarto, Sunarto (2022) Takhsis Ayat-Ayat Kiblat Dan Relevansinya Dalam Penentuan Arah Salat Di Indonesia. Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Naskah Disertasi] Text (Naskah Disertasi)
2022-SUNARTO-2018.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Disertasi ini memiliki persamaan dengan metode takhsisManna>’ Khali>l al-Qat}a>n dalam Maba>his| fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>ndan ‘Abdul Wahha>bKhalla>f dalam ‘Ilm Us}u>l al-Fiqh pada pembahasantakhsis secara umum. Akan tetapi terdapat perbedaan terhadap konten dari pembahasan disertasi ini. Secara spesifik konten disertasi ini terkait dengan penentuan arah kiblat di Indonesia yang dianalogkan pada pemahaman ayat-ayat kiblat dan hadis Nabi saw. dalam konsep takhsis.
Kesimpulan disertasi ini adalah: Dalam konsep takhsis ayat-ayat kiblat ini, keumumam hadis riwayat Tirmizi (Arah antara timur dan barat adalah kiblat), dapat ditakhsis dengan ayat 144 surat al-Baqarah (Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram) yang lebih spesifik. Hal ini juga diperkuat dengan hadis riwayat Bukhari Muslim yang menunjukkan kekhususannya (Inilah kiblat). Konsep takhsis ini dinamakan “Takhsis al-Sunnahdengan Ayat al-Qur’an.”
Dengan menganalogkan kepada takhsis ayat-ayat kiblat tersebut, maka arah salat di Indonesia dapat ditentukan menjadi tiga mazhab, yaitu: Mazhab Umum, Mazhab Semi Umum, dan Mazhab Khusus. Pertama, Mazhab Umum (longgar), pendapat ini yang dipegangi oleh Ali Mustafa Yakub yang menyatakan, bahwa kiblat Indonesia adalah arah barat mana saja; Kedua, Mazhab Semi Khusus (moderat), pendapat ini yang direkomendasikan oleh MUI yang menyatakan, bahwa kiblat Indonesia adalah arah barat laut dengan kemiringan derajad berbeda-beda; dan Ketiga, Mazhab Khusus, pendapat ini yang dipakai oleh para ahli ilmu falak dan sainstis dalam teori: Google Map, Spherical Trigonometri, dan Bayang-bayang Matahari saatRashdulKiblat, yang menyatakan, bahwa kiblat adalalah arah menuju ke Ka’bah.
Setelah mempertimbangkan kekuatan kedua hadis kiblat di atas berdasarkan riwayat (hadis riwayat Bukhari Muslim lebih kuat dari pada hadis riwayat Tirmizi), maka penentuan arah kiblat di Indonesia lebih baik mengarah ke ke Bangunan Ka’bah (‘Ainul Ka’bah). Teori ini juga berkesesuaian dengan pendapat Syafi’i yang menyatakan, bahwa kiblat orang salat adalah menghadap ke Bangunan Ka’bah (‘Ainul Ka’bah) dengan ijtihad.
Disertasi ini memiliki persamaan dengan Fatwa MUI No.5 tahun 2010 (fatwa revisi), yang menyatakan bahwa kiblat Indonesia adalah barat laut, dengan kemiringan derajad yang berbeda-beda. Sedangkan disertasi ini berbeda dengan teori Ali Mustafa Yakub, bahwa kiblat umat Islam di Indonesia mengarah ke barat secara umum.
Metode penelitian kombinasi (kualitatif dan kuantitatif) yang digunakan dalam disertasi ini. Sedangkan metode penafsiran al-Qur’an digunakan metode tafsir maud}}u>’i>(tematik). Kedua metode (kombinasi dan maud}}u>’i>) digunakan agar mendapatkan data deskriptif melalui observasi terhadap ayat-ayat al-Qur’an serta sains yang terkait dengan pembahasan takhsisayat-ayat kiblat.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Program Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 19 Jun 2023 02:53
Last Modified: 19 Jun 2023 02:53
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1202

Actions (login required)

View Item
View Item