Kesimpulan disertasi ini adalah bahwa metode audio lingual perspektif Al-Qur’an merupakan sebuah metode yang mengintegrasikan antara menghafal kosakata dengan metode pengajaran pengucapan dan pengajaran pengulangan kata, mendengarkan, berbicara, membaca, menulis dan
mempresentasikan serta menginternalisasikan nilai-nilai keislaman dalam proses pembelajaran bahasa asing. Disertasi ini menemukan bahwa terdapat 3 penanganan mendasar dengan metode audio lingual perspektif Al-Qur’an dalam proses pembelajaran bahasa di sekolah yakni penanganan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang menyebabkan proses pembelajaran bahasa asing di sekolah menjadi sistematik dan hasil yang akan dicapai lebih dapat diukur tingkat keberhasilannya.
Disertasi ini juga menemukan bahwa relevansi penerapan metode audio lingual perspektif Al-Qur’an dalam penanganan keterampilan dasar bahasa asing di sekolah dalam segi efektifitas, metode ini adalah salah satu metode yang efektif karena metode ini bukan hanya mengatasi keterampilan dasar bahasa akan tetapi juga dapat membangun kecerdasan anak. Desertasi ini mendukung pendapat Charles Carpenter Fries (1954) yang merupakan tokoh teori audio lingual mengatakan bahwa pembelajaran bahasa harus disesuaikan dengan proses perolehan bahasa anak yakni dimulai dari mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Desertasi ini memiliki perbedaan pendapat dengan Ganesh B Mundhe (2015) yang mengatakan bahwa pembelajaran bahasa dibagi dua tahap yaitu tahap awal disebut reseftif (tahap penerimaan) yang terdiri dari mendengarkan dan membaca dan tahap akhir disebut produktif yang terdiri dari berbicara dan
menulis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif sedangkan metode penafsiran yang digunakan dalam disertasi ini adalah metode tafsir maudhu’i.