repository ptiq

Pandangan Positif Al-Qur’an terhadap Ahl Al –Kitâb (Telaah Komparatif Atas Tafsir Marâh Labid Karya Nawawi Al-Bantani dan Al-Mishbâh Karya M.Quraish Shihab)

Fatullah, Fatullah (2015) Pandangan Positif Al-Qur’an terhadap Ahl Al –Kitâb (Telaah Komparatif Atas Tafsir Marâh Labid Karya Nawawi Al-Bantani dan Al-Mishbâh Karya M.Quraish Shihab). Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Pandangan Positif Al-Qur’an terhadap Ahl Al –Kitâb (Telaah Komparatif Atas Tafsir Marâh Labid Karya Nawawi Al-Bantani dan Al-Mishbâh Karya M.Quraish Shihab)] Text (Pandangan Positif Al-Qur’an terhadap Ahl Al –Kitâb (Telaah Komparatif Atas Tafsir Marâh Labid Karya Nawawi Al-Bantani dan Al-Mishbâh Karya M.Quraish Shihab))
2015-FATULLAH-2010.pdf - Accepted Version

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini menyimpulkan pertanyaan tentang bagaimana Marâh Labîd dan Tafsir al-Misbah menafsirkan ayat-ayat yang berkenaan dengan pandangan positif Al-Qur'an tentang ahl al-kitâb. serta bagaimana Marâh Labîd dan Tafsir al-Misbah memahami ayat-ayat tersebut dalam konteks ahl al-kitâb pada kehidupan beragama yang plural pada masa kini, akankah eksklusive, inklusive atau pluralis?. Berdasarkan penelitian dan analisa data maka di peroleh kesimpulan, bahwa menurut Nawawi Al-Bantani Ahl al-Kitab adalah mereka yang memiliki kitab suci yang jelas, termasuk Shâbi'in yang berpegang pada pokok ajaran Yahudi dan Nasrani. Maka Nawawi Al-Bantani tidak memperluas cakupannya melainkan meliputi tiga kelompok itu saja. Kelompok orang-orang Majusyi dikategorikan sebagai musyrik dan Brahmana(Hindu) dengan segala pecahannya dikategorikan sebagai penyembah berhala. Sedangkan menurut Quraish Shihab yang disebut Ahl al- Kitab adalah komunitas agama samawi sebelum datangnya Islam yaitu orang-orang yang memeluk agama Yahudi dan Nasrani saja. Meskipun Quraish Shihab lebih moderat tetapi tidak memberikan banyak kelonggaran pada prinsip mengenai hubungan dengan Ahl al-kitab antara lain prinsip toleransi, prinsip kemajemukan (Pluralisme). Bahkan memberikan rambu-rambu untuk tidak terjebak pada pemahaman universal yang menyatakan bahwa semua agama sama.
Penelitian ini bersifat kepustakaan, pendekatan historis merupakan metode yang tepat, karena sebuah penafsiran terhadap ayat tidak dapat dipisahkan begitu saja dengan konteks kesejarahan di mana mufasir melakukan penafsiran tersebut. Sebagaimana sebuah ayat al-Qur’an juga tidak dapat dipisahkan dari konteks kapan dan di mana ayat tersebut diturunkan.
Pendekatan yang digunakan dalam menganalisa data-data penelitian ini adalah pendekatan deskritif analitis, mengungkap penafsiran kedua penulis tafsir, Marâh Labîd dan al-Mishbâh sebagaimana tertuang dalam teks yang ada. Selain itu juga menggunakan pendekatan perbandingan. Pendekatan ini dilakukan untuk memperbandingkan pendapat dan penafsiran antara kedua penulis tafsir tersebut. Analisa dan kritik ini tentunya tidak dimaksudkan untuk meragukan kapabilitas mufassir dimaksud, akan tetapi lebih pada upaya untuk menilai dengan obyektif sebelum mengamini atau menolak tawaran tafsir yang disuguhkan. Dengan demikian, kajian ini berbentuk kajian kualitatif yang mendasarkan data dan survey kepustakaan untuk memperoleh gambaran serta penjelasan berupa asumsi-asumsi dasar yang diperoleh dari hasil hipotesis.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Program Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Andi Jumardi
Date Deposited: 01 Sep 2021 04:27
Last Modified: 01 Sep 2021 04:27
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/125

Actions (login required)

View Item
View Item