repository ptiq

Fenomena Jilboobs Di Kalangan Remaja (Studi Pemaknaan Hijab Dalam Perspektif Tafsir Modern)

Husaeni, Moh. (2023) Fenomena Jilboobs Di Kalangan Remaja (Studi Pemaknaan Hijab Dalam Perspektif Tafsir Modern). Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Naskah Tesis] Text (Naskah Tesis)
2023-MOH. HUSAENI-2019.pdf - Accepted Version

Download (3MB)

Abstract

Tesis ini membahas tentang pemakna hijab dalam perspektif tafsir modern dimana hijab seseungguhnya merupakan pakaian yang dikenakan oleh perempuan muslimah. Dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang hijab diantaranya surat al-Ahzab/33 ayat 59, dan surat an-Nur/24 ayat 31. Namun dalam memahami ayat tersebut terjadi berbagai perbedaan pendapat di kalangan para mufassir, baik dalam tafsir klasik maupun modern. Pada bahasan tafsir klasik walaupun terdapat berbagai perbedaan pendapat di kalangan ulama akan tetapi pendapat tersebut menuju pada tujuan yang sama yaitu untuk menutupi seluruh tubuh dalam menafsirkan ayat-ayat jilbab dalam al-Qur’an. Dalam penafsiran ayat-ayat tentang jilbab
juga ditujukan untuk wanita yang sudah merdeka, sedangkan bagi wanitawanita yang belum merdeka tidak diperkenankan memakai jilbab karena takut mereka akan menyerupai wanita yang sudah merdeka. Pada kajian tafsir modern, tesis ini mengupas penafsiran dari beberapa mufassir, yakni : 1) Quraish Shihab dalam menafsirkan surat al-Ahzab/33:59, bahwa ayat ini berkaitan dengan kebiasaan wanita-wanita arab pada masa turunnya al-Qur’an yakni kurang memperhatikan kesopanan/kewajaran dalam berpakaian/ bertingkah laku. Mereka membuka wajah sebagaimana wanita yang berstatus hamba sahaya, sehingga ketika para wanita mukminah hendak membuang air kecil dipadang pasir (sebelum ayat ini turun), merek sering kali mendapatkan gangguan dari laki-laki yang usil, sebab mereka di duga sebagai hamba sahaya atau wanita-wanita tidak terhormat. Menghadapi kenyataan demikian akhirnya mereka mengadukan kepada Nabi SAW, dan dari sini ayat tersebut turun guna meletakkan pemisah dan pembeda antara wanita merdeka yang mukminah dengan wanita yang berstatus hamba sahaya dan tidak terhormat. Quraish Shihab juga mengatakan bahwa, yang memakai jilbab dan menutup selain muka, itu sudah benar, bahkan boleh jadi melebihi ketentuan agama, yang tak berjilbab, tapi berpakaian terhormat, belum tentu salah. Kalau mau terjamin pakailah jilbab, tapi jangan lantas
menganggap wanita tak berjilbab itu bukan muslimah. Quraish Shihab tidak mewajibkan wanita muslimah memakai jilbab, karena menurut beliau ayat tentang jilbab itu bukan diperuntukkan bagi wanita yang belum berjilbab, tapi ayat itu untuk wanita yang telah berjilbab dan belum mengulurkannya seperti yang dikehendaki ayat tersebut. 2) Muhammad Syahrur yang berbeda
pendapat mengatakan dalam teori hudȗd nya bahwa adanya batasan bagian tubuh wanita yang dibedakan untuk ditutup, yakni batasan minimal (payudara, bawah ketiak) dan batasan maksimal (menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan). 3) Riffat Hasan mengenai makna hijab yang mengedepankan prinsip normative, yaitu kemuliaan seorang wanita. Ketidakwajiban berhijab dalam pandangan Riffat dilandasi dengan pendapat bahwa wanita adalah makhluk yang sama mulianya dengan laki-laki sehingga hijab tidak dapat dibatasi dalam pergerakan dalam aktivitas mereka. Seiring berjalannya waktu, tradisi, realitas sosial dan tingkat intelektualitas masyarakat turut berkembang, maka terjadilah pergeseran nilai dari hijab itu sendiri. Kalau dulu memakai kerudung merupakan symbol ketaatan wanita pada ajaran agama mereka, sedangkan memakai hijab sekarang sudah menjadi suatu gaya hidup tersendiri khususnya di kalangan remaja. Karena fashion muslimah berkembang dengan pesat dan bermunculan model-model yang bagus, stylish, dan modis, namun bergeser pula pemakna jilbab menjadi tren jilboobs di kalangan remaja yang justru menampakkan lekukan-lekukan dada wanita. Penelitian ini menggunakan metode library research yang berfokus pada data-data kepustakaan, yang bersumber primer kepada tafsir-tafsir klasik dan tafsir-tafsir modern yang digagas oleh beberapa mufassir modern seperti Quraish Shihab, Muhammad Syahrur, dan Riffat Hasan dengan sudut
pandang yang berbeda-beda.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Program Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 04 Oct 2023 01:39
Last Modified: 04 Oct 2023 01:45
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1262

Actions (login required)

View Item
View Item