repository ptiq

Pendekatan Semantik Al-Zamakhsyari dan Ibnu Athiyyah (Perbandingan Penafsiran Makna Ayat-ayat Kalam)

Yusron, M. Agus (2015) Pendekatan Semantik Al-Zamakhsyari dan Ibnu Athiyyah (Perbandingan Penafsiran Makna Ayat-ayat Kalam). Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Pendekatan Semantik Al-Zamakhsyari dan Ibnu Athiyyah (Perbandingan Penafsiran Makna Ayat-ayat Kalam)] Text (Pendekatan Semantik Al-Zamakhsyari dan Ibnu Athiyyah (Perbandingan Penafsiran Makna Ayat-ayat Kalam))
2015-M. AGUS YUSRON-2013.pdf - Accepted Version

Download (1MB)

Abstract

Pergolakan pemahaman kalam (teologi) terus berkembang dan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keberagamaan umat islam dari zaman ke zaman. Berbagai dalil dikemukakan untuk memperkuat dan membela kelompoknya masing-masing, baik dari sisi aqli maupun naqli. Dan tak jarang ayat-ayat al-Qur‟an yang berkaitan dengan teologi ditafsirkan sesuai dengan bidang para mufassir tersebut.
Dalam penelitian tesis ini, yang menjadi kajian adalah perbandingan penafsiran yang dilakukan oleh al-Zamakhsyari yang mewakili kelompok mu‟tazilah dan Ibnu „Athiyyah dari golongan ashlussunnah, dimana kedua ulama tersebut hidup se-zaman, sama-sama ahli dalam bidang bahasa dan sastra, hanya saja al-Zamakhsyari dari ulama Masyriq, sedangkan Ibnu „Athiyyah dari ulama Maghrib. Lalu, bagaimanakah sikap mereka dalam menafsirkan ayat-ayat al- Qur‟an tentang teologi dengan pendekatan semantik?
Semantik merupakan bidang yang mengkaji dan menganalisis makna kata atau kalimat dari suatu bahasa. Wittgenstein menjelaskan bahwa makna suatu kata dipengaruhi oleh empat konteks, yaitu: (a) konteks kebahasaan, (b) konteks emosional, (c) konteks situasi dan kondisi, dan (d) konteks sosio-kultural.
Penulis menemukan adanya kecenderungan fanatik mazhab ketika menafsirkan ayat-ayat kalam, hal ini untuk tetap mendukung kebenaran mazhab mereka (baik al-Zamakhsyari atau Ibnu „Athiyyah), dan didukung oleh pengetahuan mereka yang sangat luas terkait kebahasaan khususnya ilmu makna (semantik). Sehingga tidak jarang terjadi pemindahan makna dari makna hakiki ke makna majazi bila ada ayat yang kurang mendukung keyakinannya. Namun demikian, pengambilan makna lain tersebut tetap dalam konteks atau makna yang sering digunakan oleh masyarakat Arab.
Hal lain yang penulis temukan adalah bahwa Ibnu Athiyyah terkadang memilih sikap sendiri (bahkan sejalan dengan al-Zamakhsyari) ketika pemaknaan ayat itu ada dukungan dari ayat yang lain, serta dari sudut ilmu makna lebih mendekat kepada kebenaran, walaupun harus bertentangan dengan mayoritas ulama ahlussunnah yang ia anut. Berbeda dengan al-Zamakhsyari yang lebih memilih diam atau mengalihkan penafsiran suatu ayat tersebut kepada permasalahan i‟rab atau qira`atnya, tanpa menjelaskan dari sisi makna kata ayat tersebut.
Temuan tesis ini punya kesamaan dengan yang dikemukakan oleh Moh. Matsna (2006) atau Abdullah Karim (2008) yang menyatakan bahwa al- Zamakhsyari tidak segan-segan untuk melakukan takwil terhadap ayat yang bertentangan dengan mazhabnya dan begitu juga dengan Ibnu „Athiyyah, namun hal itu masih dalam ruang lingkup ilmu kebahasaan (ilmu makna) yang masih berlaku.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tafsir maudhu‟i dan metode deskriptif. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Program Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Andi Jumardi
Date Deposited: 29 Aug 2021 13:52
Last Modified: 29 Aug 2021 13:52
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/128

Actions (login required)

View Item
View Item