Disertasi ini membuktikan bahwa persaingan saudara kandung yang sering terjadi di lingkungan keluarga yang mempunyai anak lebih dari satu dapat diminimalisasi dengan menggunakan bahasa kasih yang didasarkan pada landasan-landasan teologis. Rumusan kesimpulan ini didasarkan atas temuan, pertama, persaingan saudara kandung telah ditegaskan dalam Al- Qur’an surah al-Ma’idah/7: 27-31 pada kisah Qabil dan Habil. Isyarat Al-Qur’an tentang proses penyelesaian persaingan saudara kandung terdapat dalam surah al-Hujurat/49: 9, dapat ditempuh melalui: konfirmasi, rekonsiliasi dan arbitrase. Kedua, model bahasa kasih dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam surah al-Rum/30: 22, meliputi lima bahasa kasih yaitu: 1, sentuhan fisik (memeluk, mencium, bersalaman, mencium tangan orangtua dan olahraga bersama yang melibatkan fisik). 2, kata-kata peneguhan (pujian, mendoakan, memanggil dengan panggilan baik dan memberikan motivasi). 3, waktu kebersamaan yang berkualitas (mendampingi belajar, bermusyawarah, wisata bersama keluarga, tadarus Al-Qur’an dan mengerjakan sesuatu secara
bersama-sama). 4, pelayanan (memberikan hak anak, membimbing ke jalan yang benar dan membantu anak mencapai cita-cita). 5, hadiah (hibah, uang pelangkah, sedekah dan infak).
Kesimpulan dari disertasi ini tidak sependapat dengan pandangan John Bayron (2018), Abi Doukhan (2011), Henry M. Wellman (2015), Andre Lacocque (2018) yang menyatakan bahwa persaingan saudara kandung terjadi karena adanya dosa keturunan dan hukum karma. Selanjutnya, disertasi mendukung pendapat Gary Chapman (2017), Edel Wallace (2019), Richar C.Woolfson (2021), Mariah Kibtiyah (2019), yang menyatakan bahwa keharmonisan saudara kandung dapat dibangun oleh sikap kasih sayang yang diberikan secara adil oleh orangtua. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), dilakukan sejak bulan Juli 2021 sampai dengan bulan Juni 2023. Sumber data primer adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan persaingan saudara kandung dan bahasa kasih, data skunder diperoleh dari kitab-kitab tafsir, kitab hadis, buku-buku, artikel dalam jurnal, undang-undang dan website
yang terkait dengan tema penelitian. Analisa data melalui tafsir maudhu’I (tafsir tematik) dengan melakukan inventarisasi ayat-ayat yang dibahas kemudian mencari penafsiran dari para mufasir, selanjutnya dianalisa dan menarik kesimpulan dari ayat-ayat yang dibahas