repository ptiq

Metode Pendidikan Relasi Gender Dalam Keluarga Perspektif Al-Qur’an

Aman, Moh. (2023) Metode Pendidikan Relasi Gender Dalam Keluarga Perspektif Al-Qur’an. Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Naskah Disertasi] Text (Naskah Disertasi)
2023-Moh. Aman-2018.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Kesimpulan disertasi ini adalah: perspektif al-Qur’an tentang metode pendidikan relasi gender dalam keluarga yaitu: metode interaksi, perlindungan, kerja sama, keteladanan, sedekah, komunikasi, menuntut ilmu, perhatian, dukungan, menjaga pandangan, menjaga kemaluan, hubungan suami istri, i’tizal, penyusuan, pendampingan, ishlah, kafarat, dan talak. Kesimpulan ini didapatkan melalui paradigma interaksi-dialogis antara konsep metode pendidikan relasi gender dalam keluarga dan ayat-ayat al-Qur’an yang dianalisis secara komprehensif melalui analisis semantik dan analisis linguistik. Kesimpulan ini juga didapatkan melalui paradigm interaksi-dialogis antara konsep kesetaraan relasi gender dalam keluarga dan isyarat-isyarat al-Qur’an yang dianalisis secara komprehensif terkait konsep kesetaraan peran, diferensiasi peran, dan kesetaraan kontekstual. Temuan disertasi ini mendukung pendapat Francis Ivan Nye (1976), Robert Bales (1976), Talcot Parsons (1976), dan Huzaemah Tahido Yanggo (2010), bahwa ketertiban pola relasi gender dalam keluarga dapat tercipta jika setiap individu mengetahui tanggung jawabnya masing-masing dan mematuhi sistem nilai yang dijadikan sebagai landasan sehingga tidak ada yang merasa lebih unggul. Temuan disertasi ini juga mendukung pendapat Nazarudin Umar (1999), Ivan Illich (1998), Heidi Bravo Baumann (2000), bahwa konsep hubungan laki-laki dan perempuan itu mencerminkan sosial budaya masyarakat terkait peran dan fungsi serta tanggung jawab. Temuan disertasi ini juga mendukung pendapat Sachiko Murata (1999) dan Roberta Berns (2007), bahwa keseimbangan dan harmoni pola relasi gender dapat tercipta dimulai dari kesadaran akan adanya diferensiasi antara individu yang saling melengkapi. Temuan disertasi ini berbeda pandangan dengan Socrates (469-399SM), bahwa kesetaraan pola relasi gender dapat terwujud dengan desakralisasi (kehancuran keluarga), atau melegalkan aborsi, atau dengan cara infanticide (pembunuhan bayi), agar segala insting keibuan pada perempuan dapat
dihilangkan dan kesetaraan gender dapat terwujud. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan data kepustakaan melalui tahapan analisis deskriptif (descriptive analysis), analisis isi (content analysis), dan konklusi data (conclusion drawing) sehingga diperoleh kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian. Sedangkan metode penafsiran yang digunakan adalah metode tafsir tematik (maudhû’î) dengan pendekatan historis-kritis-kontekstual sehingga dapat memberikan hasil penafsiran yang utuh.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Program Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 03 Apr 2024 09:19
Last Modified: 03 Apr 2024 09:19
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1481

Actions (login required)

View Item
View Item