repository ptiq

Proteksi Pernikahan Dalam Al-Tahrîr Wa Al-Tanwîr Karya Ibn ‘Âsyûr

Alif, Muhtarul (2024) Proteksi Pernikahan Dalam Al-Tahrîr Wa Al-Tanwîr Karya Ibn ‘Âsyûr. Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Naskah Tesis] Text (Naskah Tesis)
2024-MUHTARUL ALIF-2021.pdf - Accepted Version

Download (3MB)

Abstract

Hasil temuan dari tesis ini adalah bahwa proteksi pernikahan perspektif Ibn ‘Âsyûr meniscayakan adanya penekanan terhadap kemaslahatan dalam berbagai tahap pernikahan. Pembacaan hukum-hukum pernikahan tersebut menggunakan sudut pandang maqâshid al-syarî’ah menghasilkan empat fase, yaitu fase promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Tahapan promotif ditandai dengan anjuran menikah, usia matang pasangan, karakteristik ideal, konsep khitbah dan kriteria mahar. Tahap preventif berisi menjaga pandangan, memberikan pendidikan agama, musyawarah, pembagian peran, mengutamakan prasangka baik dan cinta. Tahap kuratif memuat cara menyikapi pembangkangan, maupun kebolehan poligami, talak, dan khul’ sebagai solusi menghindari perceraian dan mengupayakan kemaslahatan. Sementara tahap rehabilitatif terdiri dari upaya rehabilitasi terhadap pasangan dan anak pasca perceraian.
Salah satu hal menarik dari pembacaan Ibn ‘Âsyûr terhadap pemutusan hubungan pernikahan adalah bahwa talak dan fasakh disyariatkan dalam rangka mengambil resiko terkecil dari beberapa keburukan, tatkala kontinuitas pergaulan sulit diwujudkan. Keputusan talak yang diserahkan kepada suami, menurut Ibn ‘Âsyûr, disebabkan karena pihak suami biasanya lebih menghendaki kehadiran, serta lebih terpaut kepada istrinya. Ia juga lebih mengedepankan kemaslahatan keluarga. Kendati demikian, pihak istri diberikan hak mengajukan gugatan cerai dan mengadukan kepada hakim tatkala pernikahannya melahirkan keburukan.
Selanjutnya, upaya rehabilitasi terhadap pasangan maupun anak korban perceraian merupakan hal penting yang ditekankan oleh syariat. Pendekatan maqâshid al-syarî’ah menghasilkan kesimpulan bahwa tanggung jawab persoalan tersebut berada pada dua pihak, yaitu pasangan dengan cara mengupayakan perdamaian tatkala memilih rujuk ataupun pisah, demi kepentingan pasangan maupun anak, dan peran masyarakat dengan menjauhi stigma negatif terhadap pasangan yang telah bercerai, dan memperhatikan kondisi dan kebutuhan anak yatim.
Tesis ini didukung oleh pendapat al-Bâhi al-Khuli (w. 1977), Khâlid ‘Abdurrahman al-'Ak (w. 1999), Ahmad al-Syarbashi (w.1980), Quraish Shihab, Badrân Abu al-'Ainain Badrân, Hamka (w. 1981), Su'âd Ibrâhim Shâlih, Wahbah al-Zuhaili (w. 2015), ‘Abdullah Nâshih 'Ulwân (w. 1987) dan 'Adnan Ibn Salman al-Daiwisy yang menekankan unsur maqâshid al-syarî’ah dalam menjalankan berbagai tahap pernikahan.
Sementara itu, tesis ini berbeda dengan konsep proteksi pernikahan Rosemary Auchmuty, John Murray, Vaughn R.A. Call, Sandra L. Murray yang menitikberatkan pada pernikahan sebagai sebuah proteksi diri dari berbagai masalah, dan berbeda dengan Muhammad Mutawalli al-Sabag, Ahmad Sarwat, Amin Summa, dan Mahmud Yunus yang berfokus membahas pernikahan dari aspek fikih, serta berbeda dengan Abu Hanifah, Ahmad Ibn Hanbal, dan al-Syâfi’i yang mengartikan akad pernikahan sebagai hak kepemilikan dan kesenangan seksual.
Metode penafsiran yang digunakan dalam tesis ini adalah metode tafsir maudhu’i. Sedangkan metode penelitian yang dipakai dalam observasi ini adalah pendekatan kualitatif.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Program Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 04 Apr 2024 04:07
Last Modified: 04 Apr 2024 04:07
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1486

Actions (login required)

View Item
View Item