repository ptiq

Budaya Melayu Riau Perspektif Al-Qur’an

Ulya, Miftah (2020) Budaya Melayu Riau Perspektif Al-Qur’an. Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Budaya Melayu Riau Perspektif Al-Qur’an] Text (Budaya Melayu Riau Perspektif Al-Qur’an)
2020-MIFTAH ULYA-2017.pdf - Accepted Version

Download (4MB)

Abstract

Disertasi ini menyimpulkan bahwa budaya Melayu Riau memiliki relevansi dengan syariat Islam pada budaya seperti upacara khitanan, Pacu perahu, batobo, upacara membuai anak, upacara upah-upah, upacara hantaran pernikahan dan khatam al-Qur’an. Namun demikian didapati pada budaya Melayu Riau yang bertentangan dengan larangan dalam Al-Qur’an, seperti: unsur tabdzîr (boros) dalam prosesi tepuk tepung tawar, isrâf (berlebihan) dalam rangkaian acara pernikahan, menumbai (mengambil madu lebah) unsur ghuluw (melampaui batas) dan acara mandi belimau karena terdapat unsur laghw (sia-sia).
Penulis memberikan tawaran rekonsiderasi terhadap budaya yang bertentangan dengan syariat melalui: modifikasi, edukasi, transformasi dan inisiasi pada budaya Melayu Riau. Upaya modifikasi budaya di antaranya melalui perubahan bahan dan jenis tepung tawar dengan benda lain yang tidak dikomsumsi. Upaya edukasi, yaitu seperti dalam prosesi pernikahan dengan cara mempersingkatnya melalui penyederhanaan prosesi, baik dari segi waktu dan biaya yang cukup besar. Transformasi budaya, seperti dari budaya animisme kepada kepercayaan pada Tuhan yang Maha Esa. Dari aspek inisisasi budaya pada tradisi mandi balimau adalah dengan mensosialisasikan lewat cara memisahkan tempat mandi antara kaum lelaki dan perempuan.
Disertasi ini memiliki persamaan pandangan dengan UU. Hamidy (2010), Zainal Kling (2010), Mahdini (2012), Lebba Kadorre Pongsibanne (2013), Yusmar Yusuf (2015), yang mengusung pandangan tentangproses akulturasi dan inkulturasi budaya antara nilai-nilai Islam dengan instrument kebudayaan lokal, adat istiadat, norma, dan nilai moral yang sangat urgen.
Sebaliknya, disertasi ini memiliki perbedaan dengan Yoonhee Kang (2002), Koenjtaraningrat (2007), Suwardi MS (2008), Ahmad Dahlan (2014), Nurhuda Widiana (2015), Khairuddin Al-Junaid (2017), yang berpendapat bahwa proses akulturasi yang merupakan konsep untuk menggambarkan proses panjang bertemunya tata nilai antara Islam dengan nilai-nilai lokal, yang merupakan proses belajar memahami nilai-nilai baru (Islam).
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sedangkan metode penafsiran dalam disertasi ini menggunakan metode tafsir maudhû’i melalui pelacakan ayat-ayat yang berhubungan dengan prilaku manusia pada budaya yang terindikasi positif dan budaya yang berkonotasi negatif. Tahapan dalam penelitian ini melalui tiga tahap, yaitu membaca dan menelusuri literatur-literatur (primer dan skunder), yang kemudian menganalisa data tersebut dengan kerangka berfikir deskriptif analitis, yang pada akhirnya diperoleh kesimpulan sesuai dengan rumusan dan tunjuan penelitian.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
200. Agama > 2X6. Sosial dan Budaya Islam
Divisions: Program Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Andi Jumardi
Date Deposited: 02 Sep 2021 14:45
Last Modified: 02 Sep 2021 14:45
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/156

Actions (login required)

View Item
View Item