repository ptiq

Konstruksi Ayat-Ayat Mutasyâbihât Al-Alfâzh dalam Al-Qur’an (Studi Analisis Kitab Durrah Al-Tanzîl Wa Ghurrah Al-Ta’wîl)

Fikri, Tamamul (2020) Konstruksi Ayat-Ayat Mutasyâbihât Al-Alfâzh dalam Al-Qur’an (Studi Analisis Kitab Durrah Al-Tanzîl Wa Ghurrah Al-Ta’wîl). Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Konstruksi Ayat-Ayat Mutasyâbihât Al-Alfâzh dalam Al-Qur’an (Studi Analisis Kitab Durrah Al-Tanzîl Wa Ghurrah Al-Ta’wîl)] Text (Konstruksi Ayat-Ayat Mutasyâbihât Al-Alfâzh dalam Al-Qur’an (Studi Analisis Kitab Durrah Al-Tanzîl Wa Ghurrah Al-Ta’wîl))
2020-TAMAMUL FIKRI-2016.pdf - Accepted Version

Download (1MB)

Abstract

Tema penelitian ini adalah kajian terhadap ayat-ayat mutasyâbihât menurut Khatib al-Iskafi dalam Durrah al-Tanzîl wa Ghurrah al-Ta’wîl. Penelitian ini menganalisis ayat-ayat Al-Qur’an yang di dalamnya mengandung mutasyâbihât. Sebagaimana dalam kajian ilmu Al-Qur’an, mutasyâbihât diklasifikasikan menjadi dua: Pertama, mutasyâbihât sebagai lawan muhkam. Kedua, Mutasyâbihat al-Alfâzh yang diberi pengertian sebagai redaksi yang memiliki kemiripan dengan redaksi lainnya di dalam Al-Qur’an. Adapun fokus mutasyâbihât yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Mutasyabihât al-Alfâzh.
Dalam banyak studi tafsir, materi Mutasyâbihât al-Alfâzh tidak banyak diulas kecuali oleh beberapa mufasir saja, salah satunya adalah Khatib al-Iskafi dalam Durrah al-Tanzîl wa Ghurrah al-Ta’wîl. Kasus Mutasyâbihât al-Alfâzh ini patut diberi perhatian lebih sebab di dalam Al-Qur’an setiap redaksi meskipun terdapat kemiripan (sama persis atau hampir sama) pasti mengandung makna tertentu dalam kondisi tertentu, sehingga kajian tersebut perlu penjelasan. Pemilihan Khatib al-Iskafi sebagai tokoh sentral dalam penelitian ini lebih bertujuan untuk mengetahui sebagaimana penjelasan konsep (penafsiran) Mutasyâbihât al-Alfâzh yang ditawarkan dalam karya tersebut, serta bagaimanakah model penafsirannya.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kepustakaan (library research), dengan menelaah bahan-bahan pustaka, baik berupa buku, ensiklopedi, dan sumber-sumber lain yg relevan dengan topik yang dikaji. Sumber data primer yang digunakan adalah Durrah al-Tanzîl wa Ghurrah al-Ta’wîl. Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis. Selanjutnya pendekatan yang dipakai adalah pendekatan semantik, ilmu nahwu dan ilmu balâghah. Secara operasionalmetodologis, penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu mengumpulkan, mengklasifikasi, mengolah dan menginterpretasi data.
Kitab ini memiliki kemiripan dengan kitab al-Burhân fî mutasyâbih Al-Qur'ân karya al-Karmani, Fath rahmân karya Zakaria al-Anshari, Milâk al-Ta'wîl karya Ibn Zubayr al-Gharnathi yang menjelaskan ayat-ayat Al-Qur'an yang memiliki kemiripan, akan tetapi al-Iskafi lebih fokus pada perbedaan sebuah kata, bukan pada persamaannya. Oleh karena itu Kata-kata yang terulang seperti rahmân, rahîm, dan huruf-huruf muqâtha'ah tidak dijelaskan.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: Pertama, metode yang digunakan al-Iskafi dalam karyanya yang berjudul Durrah al-Tanzîl wa Ghurrah al-Ta’wîl menggunakan penyajian maudhû’i jama’i, dengan bentuk atau corak bi al-Ra’y. Konstruksi yang digunakan dalam kitabnya adalah sistematika al-Tartîb al-Mushâfi, diawali dari QS. al-Baqarah dan diakhiri dengan QS. al-Nas, meskipun tidak semua ayat Al-Qur’an ditafsirkan yakni hanya ayat-ayat tertentu yang memiliki keserupaan antara surat-surat Al-Qur’an. Kedua, secara garis besar penafsiran dalam Durrah al-Tanzîl wa Ghurrah al-Ta’wîl terbagi menjadi dua kategori: Pertama, ayat-ayat mutasyâbihât yang memiliki perbedaan tidak sama persis redaksinya. Perbedaan tersebut terletak pada taqdîm dan ta’khîr, penambahan dan pengurangan (ziyâdah wa nuqshân), penggunaan bentuk nakirah dan ma’rifah, serta penggantian kata atau kalimat (ibdâl). Kedua, ayat-ayat mutasyâbihât yang memiliki kesamaan dalam redaksi dan terulang berkali-kali dalam Al-Qur’an (takrâr).
Khatib al-Iskafi merujuk pada ayat-ayat Al-Qur’an itu sendiri (Tanâsub al-Âyat), pada hadis Nabi dan pada pendapat sahabat di samping merujuk pada syair Arab. Ketiga, kelebihan Durrah al-Tanzîl wa Ghurrah al-Ta’wîl dibandingkan karya tafsir yang lain terletak pada klasifikasi dalam penjelasan ayat-ayat mutasyâbihât yang diawali dengan pertanyaan apa perbedaan, apa faedah dan keistimewaan dengan redaksi yang berbeda tersebut, sehingga hal ini relatif lebih memudahkan para peminat tafsir untuk lebih mengetahui makna-makna di balik redaksi ayat yang saling menyerupai dan dapat menjauhkan dari kesalahan dalam memahami.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Program Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Andi Jumardi
Date Deposited: 19 Aug 2021 05:22
Last Modified: 19 Aug 2021 05:22
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/38

Actions (login required)

View Item
View Item