repository ptiq

Pendekatan Psikologis Berbasis Al-Qur’an dalam Penanggulangan Permasalahan Digiseksual

Nurbaiti, Nurbaiti (2019) Pendekatan Psikologis Berbasis Al-Qur’an dalam Penanggulangan Permasalahan Digiseksual. Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Pendekatan Psikologis Berbasis Al-Qur’an dalam Penanggulangan Permasalahan Digiseksual] Text (Pendekatan Psikologis Berbasis Al-Qur’an dalam Penanggulangan Permasalahan Digiseksual)
2019-NURBAITI-2016.pdf

Download (3MB)

Abstract

Digiseksual merupakan perilaku pemuasan seksual dengan objek seksual atau partner seks berupa teknologi atau digital. Digiseksual adalah perilaku abnormal, yang memerlukan penanggulangan untuk mencegah dan mengobatinya. Penanggulangan yang sesuai untuk permasalahan digiseksual adalah dengan pendekatan psikologis, karena berkaitan dengan orientasi seksual manusia. Selain itu, penanggulangan yang berbasis Al-Qur’an sangat diperlukan agar dapat mudah direalisasikan.
Penelitian ini menemukan tahapan pendekatan psikologis dalam penanggulangan digiseksual berbasis Al-Qur’an yaitu; 1). Tindakan promotif, yaitu: menjaga kesehatan dan kecerdasan jamak, 2). Tindakan preventif (pencegahan), yaitu: pengokohan stabilitas perilaku, pendidikan seksual, harmonisasi keluarga, sosialisasi diri, dan lingkungan kondusif, 3). Tindakan kuratif (penyembuhan), yaitu: pendampingan yang ramah, self healing dan terapi, 4). tahapan recovery dan rehabilitasi, yaitu: kembali kepada keluarga, menjauhkan dari lingkungan negatif, pertemanan dan lingkungan kondusif.
Temuan ini sependapat dengan beberapa teori, seperti; 1). Teori humanistik Abraham Maslow (1987), yaitu pada teori hierarki kebutuhan, 2). Teori Carl Jung (1987) tentang kecenderungan alamiah manusia mengarah kepada nilai-nilai luhur, 3). Teori B.F. Skinner (2017), tentang perilaku manusia, 4). Abdullah Nasih ‘Ulwan (2007) tentang tujuh tanggung jawab orang tua kepada anak. Selain itu, temuan ini sependapat dengan pendapat 5). John P. Sullins (2012) bahwa relasi cinta tidak bisa dari satu arah. 6). ‘Atiyah Saqr (1990) tentang pentingnya pengetahuan dan pemahaman teori, cara dan persiapan bagi orang tua dalam mendidik anak, 7). Akram Ridha (2004) tentang kebutuhan psikologis pasangan suami istri, 8). Darwis Hude (2017) tentang fungsi keluarga, 9). Nasaruddin Umar (2001) tentang teori gender, dan Nur Arfiyah Febriyani (2014) tentang konsep berpasangan yang kooperatif dan komplementer.
Penelitian ini bertentangan dengan 1). Sigmund Freud (2017), yaitu pada teori tahapan psikoseksual, 2). David Levy (2007) tentang konsep robot bisa menjadi pasangan bagi manusia, bahkan dalam ikatan pernikahan, 3). Hasil keputusan Komite Taksonomi American Psychiatric Association, APA (1973) yang menghapus homoseksualitas dari kategori “penyimpangan seksual” menjadi “gangguan orientasi seksual, dan 4). DSM –III 1970 yang menyatakan bahwa pelaku homoseksual adalah seseorang yang abnormal yang terpengaruh dari prasangka masyarakat yang melihatnya memiliki orientasi seksual yang menyimpang.
Metode penafsiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tafsir tematik, baik saat menganalisis permasalahan dari sudut pandang psikologis maupun ketika menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an (tafsir maudhu’i). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif berbasis riset kepustakaan, ayat-ayat Al-Qur’an, publikasi berbentuk hasil penelitian, jurnal, prosiding konferensi atau seminar dan artikel.

Kata kunci: digiseksual, pendekatan psikologis, Al-Qur’an

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Andi Jumardi
Date Deposited: 03 Dec 2021 06:24
Last Modified: 03 Dec 2021 06:48
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/424

Actions (login required)

View Item
View Item