repository ptiq

Penciptaan Hawa dalam Al-Qur’an (Sebuah Basis Argumen Kesetaraan Gender)

Saleh, Muhamad (2018) Penciptaan Hawa dalam Al-Qur’an (Sebuah Basis Argumen Kesetaraan Gender). Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Penciptaan Hawa dalam Al-Qur’an (Sebuah Basis Argumen Kesetaraan Gender)] Text (Penciptaan Hawa dalam Al-Qur’an (Sebuah Basis Argumen Kesetaraan Gender))
2018-MUHAMAD SALEH-2016.pdf - Accepted Version

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep, argumen, dan implikasi penciptaan Hawa dalam Al-Qur’an. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah penciptaan Hawa dari tulang rusuk berimplikasi kepada infrioritas, perempuan terlihat dinomorduakan, hanya menjadi pelengkap laki-laki sebagaimana dikemukakan kaum feminis. Terdapat perdebatan mufassir baik klasik, modern, maupun feminis dalam menafsirkan bagaimana penciptaan Hawa dalam Al-Qur’an yang akhirnya tidak bisa dihindari, maka muncullah dua aliran. Pertama, Hawa diciptakan dari tulang rusuk. Diantara tokoh-tokohnya adalah Ath-Thabarî, Al-Qurthubî, Ibnu Katsîr. Kedua, Hawa bukan diciptakan dari tulang rusuk. Tokoh-tokohnya yaitu M.Abduh, M.Rasyid Ridha At-Thabâtabâ’î. Kedua arus ini menggunakan sumber primer, Al- Qur’an dan Hadis Nabi SAW. Berbeda dengan Hamka dan M.Quraish, mereka terlihat moderat, tidak mendukung aliran pertama dan tidak menyalahi pendapat kedua. Hamka, berpendapat bahwa hadis yang digunakan untuk menafsirkan QS al-Nisâ ayat satu, tidak dapat dijadikan alasan untuk mengatakan Hawa diciptakan dari tulang rusuk. Setidaknya yang bisa diambil dari hadis tersebut adalah tabiat, kelakuan perempuan menyerupai tulang rusuk yang kaku, dikerasi akan patah, dibiarkan tetap bengkok, penafsiran itu bukan dirinya yang dibuat dari tulang rusuk, melainkan perangainya meyerupai tulang rusuk. Sementara M. Quraish, memperluas penafsiran penciptaan Hawa, tidak lagi memaknainya secara harfiyah, sebagaimana mufassir periode klasik, tetapi ia menganggap penciptaan Hawa yang disebut berasal dari tulang rusuk merupakan makna metafora (majazi/kiasan), dengan menegaskan tidak ada perbedaan penciptaan maupun derajat kemanusiaan antara perempuan dan laki-laki, melainkan perempuan memiliki sifat berbeda yang harus dimengerti oleh laki-laki. Penulis condong pendapat yang pertama, dengan tidak menganggap pendapat kedua salah, tidak ada hubungan penciptaan manusia baik dari tanah maupun dari yang lain, dalam hal kesetaraan, derajat dihadapan Allah laki-laki dan perempuan tetap sama. Pengumpulan data yang digunakan dalam tesis ini adalah penelitian kepustakaan (library research), dilakukan melalui proses eksklsi-inklusi (membuang dan memasukan) data-data yang telah terkumpul. Metodologi yang digunakan adalah kualitatif-deskreiptif, penelitian yang datanya dinyatakan dalam bentuk verbal dan dianalisis tanpa menggunakan statistik.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
300. Ilmu Sosial > 305. Kelompok Sosial > 305.3. Gender/Jenis Kelamin
Divisions: Program Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Andi Jumardi
Date Deposited: 19 Aug 2021 07:43
Last Modified: 19 Aug 2021 07:43
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/45

Actions (login required)

View Item
View Item