repository ptiq

Relasi Gender Dalam Tafsir Mutawallî Al-Sya’râwî

Hadi, Abdul (2021) Relasi Gender Dalam Tafsir Mutawallî Al-Sya’râwî. Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Relasi Gender Dalam Tafsir Mutawallî Al-Sya’râwî] Text (Relasi Gender Dalam Tafsir Mutawallî Al-Sya’râwî)
2021-ABDUL HADI-2014.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Disertasi ini menyimpulkan bahwa al-Sya‟râwî walaupun bukan tokohfeminis namun penafsirannya secara filosofis sejalan dengan pandangan kaum feminis yang berkeadilan gender. Eksistensi laki-laki dan perempuan secara ontologis adalah sama, yaitu sama-sama dijadikan Tuhan dengan proses yang sama. Al-Sya‟râwî mengkritik mitos penciptaan perempuan dari tulang rusuk laki-laki karena dianggapnya tidak berkeadilan dan tidak berdasar. Dalam ranah hukum keluarga Islam, al-Sya‟râwî mengajak untuk masuk pada kesadaran bahwa ayat-ayat yang selama ini dipahami sebagai anjuran untuk berpoligami semangat utamanya adalah ajakan untuk berlaku adil kepada para wanita yatim terkait konteks sosial masyarakat Arab ketika ayat itu turun. Hal ini bukan anjuran berpoligami dan hanya mengindikasikan kebolehannya. Penafsiran al-Sya‟râwî mengenai ketentuan hukum waris terkesan tekstualis. Namun demikian al-Sya‟râwî mampu menjelaskan kontekstualitas hal tersebut terkait dengan latar belakang dan setting budaya pada waktu ayat turun sampai realitas yang terjadi pada kebudayaan umat manusia pada umumnya dan menyimpulkan bahwa pihak perempuan diuntungkan dengan sistem pembagian warisan versi teks al-Qur`an. Konsep kesetaran di atas sejalan dengan pandangan M. Quraish Shihab, dalam pendekatan modern-kontekstual yang melakukan pendekatan multidisipliner. Selain memperjuangkan kesetaraan, keduanya juga memandang penting upaya untuk mengangkat harkat derajat perempuan. Di lain sisi berseberangan dengan para mufasir konservatif yang memegang teguh pendapat penciptaan perempuan dari tulang rusuk. Implikasi dari penelitian ini adalah kenyataan bahwa penafsiran modern sekalipun masih menyisakan kesan bahwa kedudukan perempuan lebih rendah dari laki-laki. Terutama bila terkait pembahasan tentang kepemimpinan. Ukuran ketaatan perempuan adalah ketaatannya pada laki-laki karena posisinya adalah pelengkap. Meski al-Sya‟râwî luwes menafsirkan qawwâm dengan pendekatan sosiologis namun tetap tidak lepas memberikan restu untuk perempuan menjadi pimpinan publik. Disertasi ini merupakan penelitian kualitatif dan termasuk kategori riset kepustakaan (library research). Teks-teks tafsir dari tafsir al-Sya‟râwî terkait tema bahasan dikonfirmasi tafsir-tafsir yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) al-Qur’an memberikan arahan untuk tidak diskriminatif dalam melaksanakan syariat ; 2) al-Qur’an memberikan sinyal bahwa pelaksanaan syariat harus bersesuaian dengan maqâid al-syarî‟ah ; 3) al-Qur’an secara umum menjelaskan bahwa konsep keadilan Allâh berlaku untuk laki-laki dan perempuan; 4) Semangat menegakkan keadilan gender tidak bertentangan dengan semangat al-Qur’an.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 04 Feb 2022 02:25
Last Modified: 04 Feb 2022 02:25
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/474

Actions (login required)

View Item
View Item