repository ptiq

Seksualitas Kaum Sodom dalam Perspektif Al-Qur’an (Analisis Kisah Kaum Luth. as Berbasis Tafsir Ilmi)

Aletmi, Aletmi (2019) Seksualitas Kaum Sodom dalam Perspektif Al-Qur’an (Analisis Kisah Kaum Luth. as Berbasis Tafsir Ilmi). Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Seksualitas Kaum Sodom dalam Perspektif Al-Qur’an (Analisis Kisah Kaum Luth. as Berbasis Tafsir Ilmi)] Text (Seksualitas Kaum Sodom dalam Perspektif Al-Qur’an (Analisis Kisah Kaum Luth. as Berbasis Tafsir Ilmi))
2019-ALETMI-2016.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Kesimpulan Disertasi ini adalah: kaum Sodom memiliki orientasi biseksual dengan mempraktikkan perilaku seks liwath/sodomi terhadap istri mereka (heteroseksual) dan kepada sesama laki-laki (homoseksual).
Temuan dalam penelitian ini adalah: pertama, ayat-ayat tentang kaum Sodom merespon perilaku seks liwath/sodomi bukan orientasi seks homoseksual. Kedua, kata “ar-Rijâl”, dalam ayat yang menyebut objek seksual kaum Sodom bermakna gender dalam ekspresi seksual. Selama ini kata tersebut dipahami sebagai identitas seksual biologis laki-laki. Ketiga, terjadi distorsi makna dari perilaku seks liwath/sodomi menjadi orientasi seks homoseksual akibat proses penerjemahan saat alih bahasa dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Keempat, tawaran konsep hukuman liwath/sodomi dalam konteks modern berdasarkan mashlahah dan maqashid syari‟ah kontemporer yang humanis yaitu dengan rehabilitasi, terapi, dan pendampingan sosial. Gagasan ini berbeda dengan fiqih klasik yang cenderung menghukum pelaku liwath/sodomi bersifat fisik, baik hadd maupun ta‟zir. Kelima, tawaran konsep hukuman tersebut berlaku untuk semua bentuk orientasi seksual: homoseksual, heteroseksual, dan biseksual asalkan mereka mempraktikkan perilaku liwath.
Disertasi ini memiliki kesamaan pendapat dengan Nasr Hamid Abu Zaid, Husein Muhammad, dan Musdah Mulia yang menyatakan kisah kaum Sodom tidaklah menghukumi orientasi homoseksual tetapi perilaku seks liwath. Alasan ketiga tokoh tersebut adalah: pertama, Nasr Hamid Abu Zaid beralasan orientasi homoseksual bukanlah penyakit tapi fenomena alamiah. Kedua, Husein Muhammad berpendapat orientasi homoseksual adalah kodrati. Ketiga, Musdah Mulia berpendapat orientasi seksual bukanlah konstruksi sosial melainkan kodrati.
Ketiga pendapat tokoh di atas berbeda dengan sudut pandang penulis yang cenderung memahami homoseksual dari perspektif psikologi seksual.
Temuan Disertasi ini berbeda dengan Kartini Kartono, Hamka, M. Quraish Shihab, Tafsir ilmi Kemenag, Hasbi Ash-Shiddiqi beserta Dewan Penterjemah Mushaf Khadim Al-Haramain Asy-Syarifain yang berpendapat bahwa ayat-ayat kisah kaum Sodom menghukumi perilaku homoseksual.
Dalam hal hukuman bagi pelaku liwath, Disertasi ini berbeda dengan empat mazhab Ahlu Sunnah (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali) yang cenderung menghukum pelaku liwath melalui hukuman fisik baik hadd maupun ta‟zir seperti didera, dirajam, dibakar, dan dibunuh.
Secara umum Disertasi ini didukung oleh kajian teoritis psikologi seksual. Asosiasi Psikiater Amerika (APA) telah menghapus homoseksual sebagai kekacauan jiwa dan emosional. PPDGJ III 1993 telah menghilangkan homoseksual dari daftar gangguan jiwa. Didukung pula oleh Steinberger, Kinsey, Hooker, Musdah Mulia, dan Husein Muhammad.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan tafsir maudhu 'i (kualitatiftematik). Teknik analisis data dengan menggunakan deskriptif-analitis.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
200. Agama > 2X4. Fiqih, Hukum Islam > 2X4.5. Hukum Pidana Islam, Jinayat > 2X4.543. Penyimpangan Seksual
2X4. Fiqih, Hukum Islam > 2X4.5. Hukum Pidana Islam, Jinayat > 2X4.543. Penyimpangan Seksual
Divisions: Program Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Andi Jumardi
Date Deposited: 20 Aug 2021 05:09
Last Modified: 20 Aug 2021 05:09
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/65

Actions (login required)

View Item
View Item