Yusya, Muhammad (2019) Konsep Keadilan Tuhan dalam Kriteria Kaum yang Dibinasakan dan Tidak Dibinasakan. Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.
2019-MUHAMMAD YUSYA-2015.pdf - Accepted Version
Download (1MB)
Abstract
Kesimpulan tesis ini adalah: konsep keadilan Tuhan dalam kriteria kaum yang dibinasakan dan tidak dibinasakan, terdapat perbedaan yang menonjol dikalangan ulama kalam, khususnya kaum Mu‟tazilah dan Asy‟ariyah dalam memahami makna keadilan itu sendiri. Letak perbedaan itu , didasari oleh perbedaan sudut pandang mereka dalam memahami konteks keadilan, kaum Mu‟tazilah adalah kaum yang bercorak rasional, percaya pada kekuatan akal, serta kebebasan berfikir, sehingga mengambil kesimpulan bahwa segala sesuatu yang dilakukan Tuhan adalah untuk kepentingan manusia, dan keadilan Tuhan mengandung arti kewajiban-kewajiban yang harus dihormati oleh Tuhan. Pendapat diatas bertentangan sekali dengan kaum Asy‟ariyah, yang mengatakan perbuatan-perbuatan Tuhan tidak memiliki tujuan, tujuan dalam arti sebab yang mendorong Tuhan untuk berbuat sesuatu, jadi Tuhan melakukan apapun bukan atas dasar kewajiban akan tetapi mutlak atas kekuasaan-Nya sendiri.
Melihat perbedaan diatas, hal yang menjadi “titik temu” keduanya adalah, Mu‟tazilah dan Asy‟ariyah sama-sama meyakini bahwa Tuhan tidak akan pernah melakukan kezaliman terhadap seluruh hambanya, termasuk kepada kaum-kaum yang Tuhan binasakan jauh sebelum masa umat nabi Muhammad saw.
Hal menarik lain yang ditemukan dalam penelitian ini adalah, adanya beberapa argumentasi dari pada penundaan azab bagi umat nabi Muhammad saw, yang diambil argumentasi tersebut dari Al- Qur‟ân, hadis dan pendapat para ulama.
Tesis ini memiliki kesamaan pendapat dengan: Ahsin Sakho Muhammad (2017), A. Husnul Hakim (2011), M. Alwi Maliki al- Hasani (2001), Fakhr al-Razi (544 H), yang menyatakan segala sesuatu yang terjadi didunia ini semuanya terbingkai dalam koridor paham “sunnatulah”.
Temuan Tesis ini berbeda dengan pendapat: Nurcholis Madjid (1995), M. Quraish Shihab (2005), Fahmi Salim (2013), Yusuf al- Qhardhawy (1997),yang lebih cenderung memahami segala sesuatu yang terjadi di karenakan sebab dan akibat, dan ada hal yang menyebabkan itu terjadi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode maudhu‟i dan metode historis-kritis-kontekstual. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan |
Divisions: | Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Andi Jumardi |
Date Deposited: | 21 Aug 2021 05:53 |
Last Modified: | 21 Aug 2021 05:53 |
URI: | https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/77 |