repository ptiq

Integrasi Agama dan Politik (Tela’ah Pemikiran Hamka terhadap ayat-ayat Politik dalam Tafsir al-Azhar)

Mismubarak, Mismubarak (2019) Integrasi Agama dan Politik (Tela’ah Pemikiran Hamka terhadap ayat-ayat Politik dalam Tafsir al-Azhar). Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Integrasi Agama dan Politik (Tela’ah Pemikiran Hamka terhadap ayat-ayat Politik dalam Tafsir al-Azhar)] Text (Integrasi Agama dan Politik (Tela’ah Pemikiran Hamka terhadap ayat-ayat Politik dalam Tafsir al-Azhar))
2019-MISMUBARAK-2016.pdf - Accepted Version

Download (1MB)

Abstract

Tulisan ini membahas tentang Integrasi Agama dan Politik (Studi analisis Penafsiran Hamka dalam tafsir Al-Azhar). Dalam hal ini penulis memfokuskan kajian ini kepada studi seorang tokoh yaitu Buya Hamka serta pemikiran politik yang dituangkan dalam Tafsir al-Azhar dan bagaimana Kemudian Hamka mengintegrasikannya dengan Agama. Tidak adanya pedoman khusus terkait tentang pemisahan Agama dan Politik. Agama dan Politik dianggap dua jalan yang tidak ada hubungannya sama sekali. Agama adalah diskursus kemanusiaan terhadap Tuhan sedangkan Politik adalah hubungan sosial kemanusiaan. Hamka hadir sebagai Mufassir pembaharu yang tidak sepakat dengan pemisahan Agama dan Politik sebagai bagian dari tata cara melaksanakan kehidupan duniawi. Dalam pandangan para pemikir Islam kontemporer, Agama dan Politik memiliki hubungan darah yang tidak bisa dipisahkan. Hal ini karena dalam pemikirannya tidak memikirkan masalah etis fundamental terutama moral agama. Agama tak terpisahkan dari politik karena Islam adalah agama komprehensif sehingga tidak mungkin memisahkan kehidupan politik dari agama. Bahkan saat-saat ini politik sering diidentikkan dengan perilaku negatif oleh karena perilakunya yang bergaya preman. Melihat permasalahan seperti itu perlunya suatu pemahaman yang lebih spesifik lagi terhadap kajian pemahaman Agama dan politik.
Keberagaman pemahaman nalar tentang hubungan agama dan politik ini tidak lepas dari kesalafahaman dalam memahami istilah agama (al-din) itu sendiri. Banyak yang berpendapat bahwa politik dan agama harus dipisahkan. Dengan alasan, politik dibangun atas kehendak masyarakat sipil yang tidak terkait dengan spiritual. Agama bersifat absolut sedangkan politik bersifat relatif. Pendapat ini didasari bahwa agama adalah hubungan ritual antara seorang hamba dengan Tuhan. Hakikat agama adalah keimanan yang melekat pada nurani dan hati seseorang.
Penulis disini akan menjelaskan pemikiran Hamka dengan metode analisis terhadap ayat-ayat yang berkaitan tentang tema-tema politik. Hal itu terlihat dari pemikiran Hamka bahwa al-Qur’an sendiri tidak menghendaki adanya pemisahan antara agama dan negara, kedua-duanya sangatlah saling menyempurnakan. Hamka ingin merekonstruksi pemahaman manusia tentang politik yang berawal dari negatif ke positif yaitu dengan menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan tema-tema politik. Agar mereka bisa memahami bahwa politik itu sangatlah mulia apabila bermoralkan agama.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
300. Ilmu Sosial > 320. Ilmu Politik
Divisions: Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Andi Jumardi
Date Deposited: 21 Aug 2021 06:01
Last Modified: 21 Aug 2021 06:01
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/78

Actions (login required)

View Item
View Item