repository ptiq

PENCEGAHAN PELECEHAN SEKSUAL DALAM AL- QUR’AN PERSPEKTIF TAFSIR AL- QURTHUBI (STUDI MUNASABAH QS. AN-NUR: 30-31)

Zaini, Izzat (2022) PENCEGAHAN PELECEHAN SEKSUAL DALAM AL- QUR’AN PERSPEKTIF TAFSIR AL- QURTHUBI (STUDI MUNASABAH QS. AN-NUR: 30-31). Undergraduate thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of PENCEGAHAN PELECEHAN SEKSUAL DALAM AL- QUR’AN PERSPEKTIF TAFSIR AL- QURTHUBI  (STUDI MUNASABAH QS. AN-NUR: 30-31)] Text (PENCEGAHAN PELECEHAN SEKSUAL DALAM AL- QUR’AN PERSPEKTIF TAFSIR AL- QURTHUBI (STUDI MUNASABAH QS. AN-NUR: 30-31))
Skripsi Izzat Zaini final-1 - izanagi _.pdf - Accepted Version

Download (1MB)

Abstract

Ditengah budaya patriarki yang begitu mengakar kuat dalam komunitas
masyarakat kita telah membuat perempuan rentan menjadi kambing hitam
dalam segala persoalan sosial. Selain itu terdapat mitos yang menyatakan
bahwa perempuan tercipta dari tulang rusuk laki-laki. Mitos ini berdampak
secara sosial-psikologis di dalam masyarakat. Perempuan seolah-olah
sebagai subordinasi laki-laki. Mitos ini selanjutnya bercokol di alam bawah
sadar sebagian besar perempuan yang sejak awal memang tidak setara
dengan laki-laki. Kaum perempuan akhirnya terkesan sebagai the second sex,
yakni gender kelas dua setelah laki-laki. Dalam kasus pelecehan seksual,
alih-alih mendapat perlindungan, perempuan yang menjadi korban akan
dituduh sebagai penyebab tunggal terjadinya tindak asusila yang dilakukan
oleh pelaku. Pelecehan seksual sendiri berarti tindakan seksual lewat
sentuhan fisik maupun non fisik dengan sasaran organ seksual atau
seksualitas korban. Tatkala perempuan yang berpakaian terbuka menjadi
korban pelecehan sebagian dari masyarakat kita menganggap bahwa dia lah
yang menjadi penyebab terjadinya tindak pelecehan tersebut. Pakaian
mereka yang terbuka dianggap sebagai faktor utama tumbuhnya libido para
lelaki sehingga melahirkan tindak pelecehan seksual. Namun beberapa
survey membuktikan bahwa perempuan yang berpakaian tertutup juga tidak
selamanya aman dari tindak asusila. Hasil survey tersebut kemudian
dijadikan argumentasi bagi sebagian kalangan terutama para feminis bahwa
pakaian bukanlah faktor utama penyebab terjadinya tindak pelecehan
seksual. Mereka beropini bahwa laki-laki yang tidak bisa menundukkan
pandangannya adalah dalang utama dibalik segala kasus pelecehan seksual
yang terjadi. Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian kualitatif,
yang bersifat library research (penelitian kepustakaan) serta penggunaan
metode penafsiran maudhu’i (tematik) dengan merujuk kepada beberapa
kitab tafsir hingga kemudian mengerucut kepada Tafsir Al-Qurthubi.
Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa terdapat benang merah
antara menundukkan pandangan dan etika berpakaian sebagai langkah
pencegahan tindak pelecehan seksual.Langkah preventif ini harus
dilaksanakan oleh kedua belah pihak yakni laki-laki dan perempuan. Jadi
walaupun perempuan sudah berpakaian tertutup itu masih belum cukup
untuk mencegah terjadinya pelecehan, laki-laki juga harus menundukkan
pandangannya. Laki-laki dan perempuan harus mematuhi aturan-aturan
yang telah disebut diatas dengan saling bekerja sama guna meminimalisir
tindak pelecehan seksual.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Ilmu Quran dan Tafsir
Depositing User: Syaiful Arief
Date Deposited: 02 Dec 2022 07:42
Last Modified: 02 Dec 2022 07:42
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/821

Actions (login required)

View Item
View Item