repository ptiq

Persaudaraan di Tengah Perbedaan Sikap Al-Quran terhadap Pluralitas Agama

Romli, R. Cecep (2016) Persaudaraan di Tengah Perbedaan Sikap Al-Quran terhadap Pluralitas Agama. Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Persaudaraan di Tengah Perbedaan Sikap Al-Quran terhadap Pluralitas Agama] Text (Persaudaraan di Tengah Perbedaan Sikap Al-Quran terhadap Pluralitas Agama)
2016-R. CECEP ROMLI-2012.pdf - Accepted Version

Download (1MB)

Abstract

Kesimpulan tesis ini: Al-Quran bersikap pluralis dan penuh persaudaraan terhadap ahli kitab (agama lain). Namun, “pluralisme” dalam Al-Quran bukan dengan memandang bahwa ajaran semua agama itu sama dan sama-sama merupakan jalan keselamatan. Pluralisme dalam Al-Quran merupakan pluralisme yang—meminjam istilah Fathi Osman yang disetujui Franz Magnis Suseno—tidak terjebak pada “ketidakbedaan yang relativistik” (relativistic indifferentism).
Dalam terminologi Al-Quran, ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) tergolong kâfir karena mengingkari Al-Quran dan Nabi saw (QS 2: 89 dan 4: 150-151). Begitu juga dalam pandangan hampir seluruh mufasir termasuk pandangan Dr. Nurcholis Madjid. Namun, pandangan tentang kekafiran ahli kitab ini sama sekali tidak menggugurkan pluralisme khas Al-Quran.
Tiga tipologi sikap keagamaan—eksklusif, inklusif dan pluralis—dari Alan Race, mengukur sikap pluralisme hanya dari seberapa jauh agama lain itu dipandang sah dan sama-sama merupakan jalan-keselamatan. Tolok ukurnya hanya soal kebenaran agama (orang) lain. Tipologi Alan tidak sepenuhnya pas untuk memahami pluralisme “khas” Al-Quran, karena Al-Quran tidak hanya “menimbang” kadar kebenaran agama lain tapi juga sikap taslim (keterbukaan dan kesediaan hati untuk menerima dan mengikuti kebenaran) dari individu bersangkutan.
Seseorang yang lahir dan besar dalam agama ahli kitab, bisa saja memiliki sikap taslim namun tidak tahu-menahu tentang kebenaran nabi terakhir itu. Ini yang menurut banyak ulama termasuk non Muslim (“kâfir”) yang pasti selamat dari azab karena ketidaktahuannya berdasar antara lain QS 17: 15. Itu sebabnya, istilah kekafiran dalam Al-Quran bukannya jadi kendala melainkan mendukung pluralisme khas Al-Quran. Yaitu pluralisme yang memandang kekafiran tidak selalu eksklusif milik non Muslim dan penghayatan-iman pun bukan klaim keselamatan.
Metodologi tesis ini menggunakan tafsir maudhui dan metode historis yang bersumber antara lain dari “teori” tafsir Imam Syafi’i, sehingga argumentasi yang dibangun mencakup ayat-ayat tematik sekaligus fakta historis dari hadis dan biografi Nabi saw.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Program Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Andi Jumardi
Date Deposited: 22 Aug 2021 06:50
Last Modified: 22 Aug 2021 06:50
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/85

Actions (login required)

View Item
View Item