repository ptiq

Relasi Sosial-Budaya dengan Penafsiran Al-Qur’an dalam Batas Aurat Perempuan: Perbandingan Tafsîr Al-Misbâh, At-Tafsîr Al-Munîr, dan Taisîr Al-Karîm Ar-Rahmân Fî Tafsîr Kalâm Al-Mannân

Malik, M. (2016) Relasi Sosial-Budaya dengan Penafsiran Al-Qur’an dalam Batas Aurat Perempuan: Perbandingan Tafsîr Al-Misbâh, At-Tafsîr Al-Munîr, dan Taisîr Al-Karîm Ar-Rahmân Fî Tafsîr Kalâm Al-Mannân. Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Relasi Sosial-Budaya dengan Penafsiran Al-Qur’an dalam Batas Aurat Perempuan: Perbandingan Tafsîr Al-Misbâh, At-Tafsîr Al-Munîr, dan Taisîr Al-Karîm Ar-Rahmân Fî Tafsîr Kalâm Al-Mannân] Text (Relasi Sosial-Budaya dengan Penafsiran Al-Qur’an dalam Batas Aurat Perempuan: Perbandingan Tafsîr Al-Misbâh, At-Tafsîr Al-Munîr, dan Taisîr Al-Karîm Ar-Rahmân Fî Tafsîr Kalâm Al-Mannân)
2016-M. MALIK-2013.pdf - Accepted Version

Download (1MB)

Abstract

Kehidupan muslimah tidak akan terlepas dari simbol keagamaan yang selalu melekat pada dirinya yaitu menutup aurat. Penutup aurat menjadi ciri tersendiri bagi muslimah, anggapan sebagian orang bahwa penutup aurat adalah milik orang islam. Seharusnya kita lebih memahami bahwa tidak semua orang Islam menutup auratnya dan setiap yang menutup aurat adalah orang Islam. Kenapa harus demikian karena sajarah manusia dan dalil tentang itu ada pada setiap agama. Menutup aurat adalah perintah agama, agama memerintahkan pada setiap pemeluknya untuk menutupi aurat. Setiap agama memiliki dalil dan tradisi, yang mengharuskan setiap pemeluknya untuk mengenakannya, bukan karena mereka berasal dari agama atau kepercayaan tertentu akan tetapi lebih kepada ajaran yang memerintahkan untuk melakukan hal tersebut.
Penelitian ini juga dilakukan karena melihat realita yang terjadi sekarang, banyaknya perbedaan yang terjadi di dalam tafsir-tafsir yang menerangkan batas aurat. Kenapa para mufasir berbeda-beda dalam menafsirkan ayat hijab? Apakah dilatar belakangi sosial-budaya mufasir sehingga menyebabkan perbedaan dikalangan mufasir, Maka dari situ penulis ingin membandingkan tafsir kontemporer dengan sosial-budaya mufasir yang berbeda beda tentang batas aurat dalam surat hijab yaitu Qs An-Nur/24: 31 dan Qs Al-Ahzab/33: 59.
Dalam menjawab permasalahan di atas, penelitian ini menggunakan jenis penelitian perpustakaan (liberary research) dengan penyajian data secara deskritif-analisis. deskritif-analisis adalah menggambarkan bagaimana ketiga tafsir yang sama-sama menafsirkan tentang ayat hijab dalam Qs An-Nur/24: 31 dan Qs Al-Ahzab/33: 59, kemudian membandingkan dalam penafsiran ayat-ayat tersebut adakah perbedaan dari ketiganya dikarenakan sosial-budaya yang berbeda pula. Dengan menggunakan metode tafsir maudû‟î yang bercorak pada fiqih dengan membandingkan tafsir kontemporer.
Hal menarik yang ditemukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah adanya relasi sosial-budaya dalam penafsiran Al-Qur‟an dalam batas aurat tafsir kontemporer Tafsîr Al-Misbâh, At-Tafsîr Al-Munîr, dan Taisîr Al-Karîm Ar- Rahmân Fî Tafsîr Kalâm Al-Mannân, dalam Tafsîr Al-Misbâh M Quraish Shihab beliau membenarkan pendapat Muhammad thâhir Ibn „Asyûr yang menganggap penutup aurat sejenis niqob dan lain-lain itu hanyalah budaya arab saja, beliau membenarkan juga bahwa perintah menutup aurat bukanlah perintah wajib tapi hanyalah anjuran, hal ini sejalan dengan sosial-budaya pakaian wanita makasar yaitu ikat kepala baju lengan pendek Tope atau sarung dengan rantainya, dalam At-Tafsîr Al-Munîr Wahbah Al-Zuhailî menyebutkan bahwa aurat perempuan itu seluruh anggota badan selain wajah dan telapak tangan pernyataan ini sama juga dengan sosial-budaya syiria yang mengharamkan pemakaian niqob di Universitas- Universitas di negara itu, kerajaan sekular Syria juga menganggap burqo dan niqab sebagai ancaman politik dan terlalu konservatif, adapun dalam Taisîr Al- Karîm Ar-Rahmân Fî Tafsîr Kalâm Al-Mannân beliau Abdurrahmân bin Nâshir al-Sa‟dî menyebutkan bahwa seluruh tubuh perempuan muslim itu aurat kecuali yang tampak darinya yaitu baju luar saja, ini juga selaras dengan sosial budaya arab yang mewajibkan memakai niqab atau burqa saat di tempat umum.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Program Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Andi Jumardi
Date Deposited: 22 Aug 2021 08:33
Last Modified: 22 Aug 2021 08:33
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/91

Actions (login required)

View Item
View Item