Dulatif, Dulatif (2016) Konsep Nasionalisme dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi Analisis Atas Tafsir Al-Mishbah Karya M. Quraish Shihab). Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.
2016-DULATIF-2014.pdf - Accepted Version
Download (1MB)
Abstract
Tesis ini menunjukkan bahwa istilah nasionalisme di dalam al-Qur’an tidak diungkapkan secara ekplisit dan jelas. Kendati demikian, M. Quraish Shihab dalam tafsirnya al-Mishbah menyebutkan bahwa tidak adanya istilah dalam al- Qur’an yang merujuk pada konsep nasionalisme secara tepat, al-Qur’an tidak serta merta menolak paham nasionalisme. Hal ini karena al-Qur’an pada mulanya turun dalam lingkungan masyarakat Arab yang masih memiliki sistem sosial sederhana dan belum mengenal paham nasionalisme. Al-Qur’an diturunkan untuk merespon masyarakat Arab yang cenderung fanatik terhadap paham kesukuan (tribalisme), tradisi nenek moyang, dan ajaran paganisme. Sebagai respon terhadap masyarakat Arab yang terpecah belah, maka al-Qur’an menggugah kesadaran mereka akan pentingnya interaksi antar sesama manusia terlepas dari sekat-sekat kesukuan, bahasa, adat istiadat, budaya, keturunan dan lainnya. Namun di atas semuanya itu, ikatan agama diharapkan mampu menjadi alat pemersatu di kalangan suku-suku Arab yang terkotak-kotak menjadi sebuah bangsa yang religius dan beradab.
Hal lain yang ditemukan penulis dari tafsir al-Mishbah adalah bahwa istilah-istilah al-Qur’an seperti term syu’ub, qaum, dan ummah masing-masing berpotensi untuk dikoneksikan dengan konsep nasionalisme, tapi sayangnya muatan bahasa dari ketiga istilah tersebut belum cukup merepresentasikan semua anasir yang terkandung dalam konsep nasionalisme. Alih-alih mencari padanan kata al-Qur’an yang dapat mewakili konsep nasionalisme. Al-Qur’an bertujuan untuk mengamanatkan nilai-nilai universal demi keberlangsungan umat manusia yang adil, damai, dan sejahtera, seraya menyerahkan kepada umat manusia untuk menyesuaikan diri dengan mengadopsi nilai-nilai universal itu. Perlu dicatat bahwa paham nasionalisme atau kebangsaan tidak mengharuskan penyatuan umat, melainkan persatuan dan kesatuan di atas keragaman suku bangsa, agama, bahasa, budaya, adat istiadat dan lainnya yang membentuk sebuah negara yang berdaulat.
Dari ketiga term tersebut, penulis menemukan bahwa M. Quraish Shihab lebih condong kepada term ummah untuk makna bangsa. Kata Ummah digunakan untuk makna cinta tanah air dan bangsa yang berbeda-beda asal keturunan, bahasa, suku, bahasa, budaya, etnik, adat istadat yang berada di bawah naungan sebuah negara, seperti Indonesia. Kemudian saling mengenal dan saling memberi manfaat untuk mencapai kedamaian dan kesejahteraan hidup duniawi dan kebahagiaan ukhrawi.
Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode maudhu’i (tematik), yaitu menetapkan masalah yang akan dibahas lalu menjelaskannya berdasarkan tema. Dalam analisis ini penulis menggunakan dua data, yaitu data primer dan skunder. Data primernya berupa tafsir al-Mishbah dan data skundernya berupa buku-buku karangan M. Quraish Shihab dan buku-buku lain yang membahas tentang nasionalisme.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan 300. Ilmu Sosial > 320. Ilmu Politik > 320.5. Ideologi Politik > 320.54. Nasionalisme |
Divisions: | Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Andi Jumardi |
Date Deposited: | 28 Aug 2021 02:16 |
Last Modified: | 28 Aug 2021 02:16 |
URI: | https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/108 |