repository ptiq

Persepsi Tradisi Tahlilan Dalam Masyarakat Indonesia (Studi Kritis Ayat-ayat Tahlilan Dalam Kitab Tafsīr Al-Misbaḥ Karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab)

Asikin, Hendi (2021) Persepsi Tradisi Tahlilan Dalam Masyarakat Indonesia (Studi Kritis Ayat-ayat Tahlilan Dalam Kitab Tafsīr Al-Misbaḥ Karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab). Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Persepsi Tradisi Tahlilan Dalam Masyarakat Indonesia (Studi Kritis Ayat-ayat Tahlilan Dalam Kitab Tafsīr Al-Misbaḥ Karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab)] Text (Persepsi Tradisi Tahlilan Dalam Masyarakat Indonesia (Studi Kritis Ayat-ayat Tahlilan Dalam Kitab Tafsīr Al-Misbaḥ Karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab))
2021-HENDI ASIKIN-2016.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung di dalam persepsi tradisi kegiatan pelaksanaan tahlilan pada masyarakat yang khususnya ada di Indonesia, baik itu tahlilan bagi umat muslim yang terkena musibah berupa kematian maupun tahlilan pada acara-acara lainnya seperti akikah dan selametan/tasyakuran atas nikmat yang telah diterimanya. Secara lebih khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hukum pelaksanaan tradisi tahlilan dalam masyarakat Indonesia dan juga untuk mengetahui nilai-nilai serta studi kritis ayat-ayat tahlilan dalam kitab Tafsīr Al-Misbaḥ karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab. Dari pembahasan ini diketahui bahwa persepsi tradisi tahlilan merupakan suatu kegiatan keagamaan yang terdapat dalam masyarakat Islam di Indonesia yang telah berakulturasi dengan budaya-budaya lokal sehingga terbentuklah kegiatan ini secara turun temurun.
Tradisi tahlilan dipahami secara umum oleh masyarakat adalah suatu aktivitas ibadah yang pahalanya diperuntukan untuk orang muslim yang telah meninggal dunia dengan bacaan-bacan Al-Qur‟an, zikir-zikir, selawat dan doa. Terdapat kotroversi dikalangan ulama ada yang menghukumi dengan makhruh dan membid‟ahkan, dikarenakan prevalensi perjamuan dihukumi dengan niyāḥah (meratapi mayit) dan berkumpulnya masyarakat pada acara tahlilan tersebut, diantara ulamanya adalah Ibn Abdul Wahid al-Siewasy, Abu Abdullah al-Maghrabi dan al-Sayyid al-Bakri Abu Bakr al-Dimyathi. Sedangkan ulama yang memperbolehkan diantaranya adalah Imam Nawawi, Imam al-Qurtubi dan Ibnu al-Qayyim dengan alasan bacaan-bacaan Al-Qur‟an, zikir dan doa adalah bermanfaat bagi yang hidup dan bagi yang mati serta menghadiahkan pahala bacaan-bacaan tersebut sampai kepada si mayit. Interpretasi M. Quraish Shihab terhadap ayat-ayat tahlilan merupakan suatu penghormatan kepada orang-orang yang terlebih dahulu beriman dari mereka dan menghadiahkan pahala ibadah kepada orang lain adalah boleh dan tidak menyalahi agama. Selain itu kegiatan tersebut dapat mengingat dan menyebut keesaan dan keagungan Allah SWT serta akan menimbulkan akhlakul karimah di dalam diri para pelaksana tahlilan tersebut.
Penelitian ini adalah penelitian metode tafsir maudhu‟i dan metode historis-kritis-kontekstual dengan pendekatan kualitatif dalam perspektif Al-Qur‟an dan Hadis. Seluruh data selain ditelusuri melalui kitab-kitab tafsir juga buku-buku bacaan yang terkait serta jurnal-jurnal ilmiah dalam kritisi tradisi tahlilan dalam masyarakat Indonesia.

Kata kunci: Persepsi, Tradisi, Budaya, Tahlil.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200. Agama > 297. Islam > 297.3. Ibadah
200. Agama > 297. Islam > 297.3. Ibadah > 297.38. Ritual Agama Islam
200. Agama > 2X4. Fiqih, Hukum Islam
2X4. Fiqih, Hukum Islam
200. Agama > 2X4. Fiqih, Hukum Islam > 2X4.8. Fikih dari Berbagai Paham, Mahzab
2X4. Fiqih, Hukum Islam > 2X4.8. Fikih dari Berbagai Paham, Mahzab
Divisions: Program Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Andi Jumardi
Date Deposited: 16 Aug 2021 09:06
Last Modified: 16 Aug 2021 09:21
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/11

Actions (login required)

View Item
View Item