Tesis ini menyimpulkan bahwa pengelolaan dan pengukuran kecerdasan emosi (EQ) pendidik TK Azhari Islamic School mengalami banyak kendala dalam melaksanakan pembelajaran online (daring) melalui aplikasi smartphone di saat lockdown, seperti: teaching loss, jenuh yang memicu stres, keterbatasan skill dalam menggunakan gadget dan aplikasi pembelajaran, gangguan jaringan internet dan dana, serta kurang memahami watak dan karakteristik peserta didik.Hal ini dilatari oleh problematika masalah emosi yang muncul akibat dampak pandemi Covid-19 di Indonesia yang mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk proses pendidikan pada PAUD.
Tesis ini menunjukkan bahwa adanya proses pengelolaan dan pengukuran kecerdasan emosi (EQ) pendidik TK Azhari Islamic School Jakarta berdasar teori kecerdasan emosi Daniel Goleman.Proses pengelolaan EQ pendidik TK Azhari Islamic School Jakarta melalui program pelatihan dan pembinaan diri dari yayasan dan mandiri secara intensif. Hasil pengukuran kecerdasan emosi pendidik TK Azhari Islamic School Jakarta menunjukkan secara keseluruhan lima aspek kecerdasan emosi Goleman (kesadaran diri, pengaturan diri/pengelolaan emosi, motivasi, empati dan keterampilan sosial)memiliki kecerdasan emosi tinggi dan baik dengan persentase rata-rata 80,4 %.Aspek kemampuan mengelola emosi menghasilkan nilai tertinggi 94,79%. Dan pada hasil pengukuran aspek membina hubungan luar yang memiliki persentase 72,42% (kategori cukup).
Tesis ini menggunakan metode phenomenology dan mix method kualitatif dan kuantitatif. Penelitian dijalankan melalui dua fase, diawali dengan penelitian mengisi angket indikator kecerdasan emosi teori Daniel Goleman melibatkan 6 pendidik TK, dan diteruskan dengan wawancara serta pengamatan. Data fase pertama dikumpul menggunakan Excel Windows, dan dianalisis menggunakan statistika serta analisa rasional nilai Mi Ideal dan Sdi Ideal. Sedangkan data fase kedua dikumpulkan melalui in-depth interview dan focus group interviews dan dianalisis secara tematik.
Tesis ini memiliki kesamaan pendapat dengan al-Ghazali (1989), Nasaruddin Umar (2006), M. Darwis Hude (2006), Ary Ginanjar (2005), Aisyah Dahlan (2020), yang menyatakan pengelolaan kecerdasan emosi seseorang sangat menentukan derajat ketaqwaan manusia melalui pemaafan, sabar dan syukur.