Maulana Dwi Kurniasih. Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren: Kajian Terhadap Sikap Nasionalisme Di Institut Keislaman Abdullah Faqih (Inkafa), Gresik, Jawa Timur. Penelitian Tesis Ini Bertujuan Untuk Menganalisis Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren, Institut Abdullah Faqih (Inkafa) Gresik, Jawa Timur. Penelitian Ini Mengunakan Metode Kualitatif-Deskriptif Dengan Memfokuskan Pada Langkah Strategi Dan Metode Yang Diterapkan Inkafa Dalam Menanamkan Sikap Nasionalisme Bagi Mahasiswa, Sehingga Diharapkan Dapat Mendukung Dalam Membangun Konsepsi Warga Negara Yang Baik, Cinta Tanah Air Dan Berkontribusi Bagi Pembangunan Bangsa Dan Negara. Penelitian Ini Menghasilkan Beberapa Kesimpulan, Yaitu: Pertama, Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan Di Institut Abdullah Faqih (Inkafa) Merujuk Pada Kurikulum Formal, Informal Dan Kurikulum Pengalaman. Kedua, Strategi Dan Metode Penanaman Dilakukan Melalui Program Terencana Dan Kegiatan Sehari-Hari Dengan Metode: (1) Keteladanan Dari Kiai, Baik Dalam Berprilaku Menyapa Dan Bersosialisasi; (2) Praktik Amalan Thari’qah (Diinternalisasikan Budaya Lokal Dengan Berdzikir); (3) Kegiatan Berorganisasi Dan Kepemimpinan; (4) Kegiatan Budaya Kerjasama Yang Melibatkan Partisipasi Mahasiswa Dalam Kegiatan Asrama; (5) Pendidikan Wawasan Nasionalisme; (6) Kegiatan Bahs Al- Masa’il (Diskusi Masalah Kebangsaan Dan Menumbuhkan Semangat Nasionalisme). Ketiga, Kendala Dan Tantangan Pada Internalisasi Nilai-Nilai Kewarganegaraan Di Inkafa Meliputi: (1) Kurangnya Motivasi Mahasiswa Untuk Belajar Berpartisifasi Dalam Mempelajari Nilai-Nilai Nasionalisme; (2) Kurangnya Sarana Prasaran (Ketersediaan Buku Penunjang Dan Media Pembelajaran Yang Relevan Masih Terbatas; (3) Terbatasnya Media Pembelajaran (Kapasitas Internet Yang Limited Dan Belum Adanya Tv Led); (4) Asrama Mahasiswa Yang Terpencar Sehingga Mempersulit Dalam Mobilisasi; (5) Metode Pembelajaran Yang Monoton, Dan Menempatkan Pembelajaran Pancasila Secara Doktrinatif; (6) Keterbatasan Dosen Yang Memenuhi Standar Kualifikasi; (7) Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Yang Belum Sesuai Dengan Standarisasi Penilaian Yang Berlaku.