Fokus penelitian ini ialah bertujuan untuk mengetahui lebih dalam paradigmamoderasi Muhammad Mutawalli Al-Sya’rawi dalam kitab tafsirnya, Tafsîr Al-Sya‘râwî.Dengan memaparkan pandangan, pemahaman, dan Penafsiran Al-Sya’rawi terhadap ayat-ayat yang menjadi dasar moderasi beragama langsung dari karya monumentalnya, Tafsîr Al-Sya'râwî, penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research). Penulis mengumpulkan data dan mengolah data tersebut dengan menggunakan metode deskriptif analitis dan komparatif untuk membandingkan berbagai pendapat yang ditemukan.
Beberapa temuan dapat dipetik dari penelitian ini: Pertama, Al-Sya’rawi berpendapat bahwa Islam mengatur kehidupan manusia melalui setiap individu dan menjadikan moderasi sebagai salah satu ciri keimanan seseorang. Kedua, dimensi akidah, syari'ah, akhlak, dan muamalah menggambarkan pemikiran Al-Sya’rawi tentang pentingnya moderasi dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, deskripsi Al-Sya’rawi tentang ayat-ayat dan topik-topik seperti toleransi, gaya dakwah, hubungan antara Muslim dan non-Muslim, dan pentingnya persaudaraan Muslim menunjukkan pandangannya yang moderat.
Penelitian tidak sependapat dengan ungkapan dua kubu yang saling berlawanan, yang menyatakan tidak punya kepercayaan sama sekali pada Tuhan (atheis),seperti Neils Bohr, Stephen Hawking, Alan Turing, Richard Feynman dan Andel Sakharov, dan kubu yang percaya pada banyak Tuhan. seperti penganut agama Hindu di antara tokohnya yaitu Erlangga, Sanjaya, Ratu Sima, Sri Aji Jayabhaya, Jayakatwang, Kertanegara, Hayam Wuruk, Gajah Mada, dan masih banyak lagi lainnya. Dengan mengemukakan dalil-dalil aqli dan naqli, al-Sya’rawi dengan tegas menolak dua kubu tersebut. Tesis ini memperkuat keberadaan Al-Sya’rawi yang memiliki pemikiran yang moderat