Seiring dengan meningkatnya kemajuan teknologi informasi penyebaran dakwah Islamiyah bisa dilakukan melalui media teknologi. Untuk mencapai dakwah yang efektif, maka diperlukan media. Merebaknya media saat ini seperti media cetak dan online merupakan salah satu wujud dari era reformasi dan keterbukaan informasi. Penyebaran isu mengenai Khilafah Hizbut Tahrir Indonesia tidak luput dari pemanfaatan teknologi terutama media sosial pada saat ini. Memang pada era terjadinya revolusi industri 4.0 ini masyarakat tidak bisa lepas dari yang namanya media sosial. Bermacam-macam informasi terkait apapun sangat mudah di akses dan cepat. Media yang memuat tentang isu tersebut yang kemudian disampaikan ke publik dan di baca khalayak salah satunya NU Online. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui framing NU Online terhadap pemberitaan seputar Khilafah Hizbut Tahrir Indonesia. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model deskriptif. Model deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah, dan membuat perbandingan. Penelitian dengan model framing Robert N. Entman. Fokus bahasan dalam penelitian ini adalah pemberitaan NU Online Tentang Khilafah Hizbut Tahrir Indonesia diambil berita pada postingan 4 Febuari-1 November 2018. Dalam penelitian ini mendapatkan kesimpulan bahwa pemberitaan Khilafah Hizbut Tahrir Indonesia oleh NU Online tidak terlepas dari konstruksi media dan framing yang dibangun NU Online menonjolkan sisi negatif atas keberadaan Khilafah Hizbut Tahrir Indonesia, kemudian mengkonsepkan bahwa Khilafah Hizbut Tahrir Indonesia sudah selayaknya dibubarkan, yang memandang bahwa Khilafah Hizbut Tahrir Indonesia sebagai organisasi ajaran radikalisme, organisasi anti pancasila dan organisasi yang mampu merubah ideologi negara merusak ketahanan NKRI. Sedangkan frame yang dibangun NU Online lebih menyikapi terhadap himbauan bahayanya Khilafah Hizbut Tahrir Indonesia hadir di Indonesia