Disertasi ini menyimpulkan bahwakonsep ma‘âd transendenmerupakan sebuah proses perjalanan kembali manusia menuju Tuhan dalam proses penyempurnaan diri(istikmâl). Ma‘âd terjadi pra dan pasca kematian yang dimulai sejak manusia berada di dunia.Ma‘âd transenden ini sekaligus menjawab problem reinkarnasi yang selama ini dipahami secara parsial yakni kejadian yang lazimnya berupa perpindahan jiwa kepada tubuh yang lain.Dalam perjalanan menuju kesempurnaan, jiwa manusia melewati beberapa tahapan, yakni: tahapan alam dunia, kemudian alam barzah, dan alam akhirat. Dalam setiap tahapannya, jiwa manusia dan jisimnya, disesuaikan dengan keadaan alam yang dilaluinya.
Temuan ini didapatkan melalui analisa terhadap ayat-ayat Alquran serta teori ‘irfâniyang menjelaskan hal demikian.Adapun teori ‘irfâni ini dipahami sebagai teori yang menjelaskan perjalanan jiwa dan spiritual manusia, baik dari dunia maupun akhirat. Teori ini bertumpu pada penyucian jiwa dan kekuatan daya akal, sehingga kesucian jiwa dan ketinggian makrifat seiring dan sejalan.
Kesimpulan ini sejalan dengan pendapat mayoritas ulama sufi atau ‘urafa seperti: Ibn Sina, Ibn ‘Arabi, Rumi, Mulla Sadra, Haidar Amuli, Jawadi Amuli, dan juga mendukung disertasi Jun Firmansyah serta Komarudin. Sebaliknya, disertasi ini berbeda dengan kebanyakan ulama, terutama para teolog yang menolak pandangan tersebut. Menurut mereka ma‘âd adalah peristiwa yang terjadi pasca kematian. Pendapat ini dianut antara lain: Al-Farabi, Imam al-Ghazali, Muhammad Dhiya Abadi, Fazlur Rahman, dan M. Quraish Shihab.
Metode yang digunakan dalam penelitian metode kualitatif dengan memanfaatkanmetode tafsir tematik (mauḍû’î) dengan cara mengumpulkan ayat-ayat Alquran yang memiliki topik tentang ma‘âd yang ditinjau dari tafsir-tafsir sufi. Data yang diperoleh dalam sumber di atas dibaca dengan menggunakan metode deskriptif analisis melalui prinsip-prinsip filsafat transenden, yang merujuk dari beragam disiplin pengetahuan baik tafsir falsafi, tafsir riwâ', tafsir ishârî, tafsir kalâmî, dan pendekatan‘irfân al-nazâri.