repository ptiq

Kesetaraan Hak Dan Kewajiban Suami Istri Dalam Pernikahan Perspektif Al-Qur’an (Kajian Tafsir Tematik)

Fuad, Zahri (2023) Kesetaraan Hak Dan Kewajiban Suami Istri Dalam Pernikahan Perspektif Al-Qur’an (Kajian Tafsir Tematik). Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Naskah Tesis] Text (Naskah Tesis)
2023-ZAHRI FUAD-2019.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Al-Qura‟n dengan tegas menyatakan bahwa kesetraan hak dan kewajiban suami istri dalam Al-Qur‟an adalah hubungan kemitraan sejajar antara laki-laki dan wanita dengan perannya sebagai hamba Allah, guna mewujudkan kehidupan harmonis tercapai sakinah mawaddah dan rahmah dalam kehidupan keluarganya. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa tuduhan akan agama Islam yang misoginis ataupun patriarkis adalah salah. Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi nilai keadilan dan kesetraan mengandung prinsip-prinsip kesetaraan seperti suami dan istri sama-sama sebagai hamba Allah, sebagai khalifah di bumi, dan mereka sama-sama berpotensi untuk meraih prestasi optimal. Dengan begitu akan tercipta perasaan-perasaan cinta dan kasih sayang antara suami dan istri.
Hal menarik lain yang yang ditemukan dalam penelitian ini adalah dalam pandangan al-Quran masing-masing karakter feminim dan maskulin dalam diri manusia. Yang selama ini menjadi perdebatan akademis mengenai kesetaraan bagi suami dan istri dalam pernikahan sehingga berimbas pada peran sosial.
Imam Syafi‟i menjelaskan tentang hal ini, Ia menegaskan pemahaman bahwa wanita setengah dari laki-laki. Syaikh Nawawi al-Bantani juga memperkut pemahaman di atas. Beliau menjelaskan perspektif yang sangat kuat terhadap kecenderungan patriarkhi. Dalam kehidupan pernikahan, laki-laki memiliki hak superior untuk mengambil semua keputusan.
Namun disamping itu ada juga yang menegaskan bahwa Kesetaraan hak dan kewajiban suami-istri dalam pernikahan adalah menempatkan posisi sejajar antara suami istri sebagai perannya dalam keluarga. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Musdah Mulia bukanlah sesuatu yang mutlak untuk suami memiliki hak superior. Jika suatu saat suami memang tidak bisa menunaikan tanggung jawabnya, maka istri bisa untuk menjadi penaggung jawab.
Penelitian ini menggunakan model penafsiran maudhu‟i yaitu model penafsiran alternatif memiliki kebebasan untuk mengekspresikan segala kemampuan interpretasinya, berikut keterlibatan kondisi sosial kontemporernya tanpa harus terjatuh di dalam subjektivitas penafsiran, sedangkan penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 23 Nov 2023 05:03
Last Modified: 23 Nov 2023 05:03
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1298

Actions (login required)

View Item
View Item