repository ptiq

Tarjih Penafsiran Huruf Muqattha’ah Al-Qur’an Perspektif Intertekstualitas

Nuha, Muhammad Ulyn (2022) Tarjih Penafsiran Huruf Muqattha’ah Al-Qur’an Perspektif Intertekstualitas. Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Naskah Disertasi] Text (Naskah Disertasi)
2022-MUHAMMAD ULYN NUHA-2019.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Kesimpulan disertasi ini adalah huruf muqattha’ah memiliki penafsiran yang râjih didasarkan pada intertekstualitas dalam munasabah ayat Al-Qur’an, hadis, asar, akwal tabiin, lughah, dan ijtihad ulama. Penafsiran râjih adalah sebagai berikut: 1) Al-Qur’an adalah makna râjih dari Alif Lâm Mîm, Alif Lâm Mîm Shâd, Thâ Sîn, Thâ Sîn Mîm, dan Alif Lâm Mîm Râ, 2) Nama Allah adalah makna râjih dari Kâf Hâ Yâ ‘Aîn Shâd, Thâ Sîn, dan Qâf, 3) Nama Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah makna râjih dari Thâ Hâ dan Yâ Sîn, 4) Al-Rahman adalah makna râjih dari Hâ Mîm, Hâ Mîm ‘Aîn Sîn Qâf, Nûn, Alif Lâm Râ, dan Alif Lâm Mîm Râ, dan 5) Shadaqa Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah makna râjih dari Shâd. Hal ini berdasarkan 14 kombinasi huruf muqattha’ah di dalam Al-Qur’an (tanpa pengulangan). Disertasi ini menemukan bahwa seluruh huruf muqattha’ah dapat ditafsirkan menggunakan pendekatan intertekstualitas dengan masih melestarikan bentuk penafsiran dengan sangat berhati-hati dan mengedepankan data intertekstualitas yang ada pada setiap sumber. Perspektif intertekstualitas mengenai huruf muqattha’ah, ditemukan dalam 3 opsi, yaitu: 1) Intertekstualitas Wajib, 2) Intertekstualitas Opsional, dan 3) Intertekstualitas Tak Disengaja, yang mengindikasikan potensi pendekatan intertekstualitas dan tarjih serta peran bersama dalam penafsiran huruf muqattha’ah. Disertasi ini memiliki kesamaan dengan pendapat: ‘Abdullâh bin ‘Abbâs  (w 68 H), dan Qatâdah bin Du’âmah  (w 118 H), yang menyatakan bahwa huruf muqattha’ah ditafsirkan menjadi beberapa makna, seperti: Alif Lâm Mîm bermakna nama Al-Qur’an, dan Thâ Hâ bermakna nama Nabi Muhammad .صلى الله عليه وسلم Temuan disertasi ini berbeda dengan pendapat Al-Sya’bî  (w 103 H) dan Sufyân Al-Tsaurî  (w 161 H) yang berpegang teguh bahwasannya huruf muqattha’ah tidak dapat ditafsirkan, mereka berkeyakinan bahwa itu adalah huruf hijaiah (huruf mu’jam) hanya Allah  saja yang mengetahui artinya. Hal ini dikarenakan setiap kata di dalam Al-Qur'an tidak mungkin tidak memiliki arti, karena setiap ayat Al-Qur’an diturunkan memiliki makna dan kandungannya sendiri yang terdapat pada intertekstualitas di hadis, asar, akwal tabiin, lughah, ijtihad ulama atau hal lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode intertekstualitas dalam menarjih penafsiran huruf muqattha’ah secara historiskritis kontekstual. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Program Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 20 Dec 2023 05:52
Last Modified: 20 Dec 2023 05:52
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1333

Actions (login required)

View Item
View Item