Sofida, Aeres Mesty (2023) Teodisi Dalam Tafsîr Al-Mishbâh. Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.
2023-AERES MESTY SOFIDA-2021.pdf - Accepted Version
Download (1MB)
Abstract
Tesis ini membahas Teodisi dalam Al-Qur`an, yakni upaya merespon the problem of evil (masalah kejahatan) yang dikaitkan dengan klaimkekuasaan dan kemahabaikan Tuhan, dalam perspektifTafsîr Al-Mishbâh.Kesimpulan penelitian ini adalah: menegaskan kebaikan ilahi berdasarkan peran manusia sebagai khalifah yang diberi daya dan kehendak bebas sehingga membuatnya bertanggung jawab.
Hasil temuan awal dari penelitian ini membahas sejarah konsep teodisi, teodisi dalam agama-agama, serta beragam pandangan mengenai keadilan ilahi baik di antara aliran-aliran teologi maupun di kalangan pemikir Islam. Mu’tazilah meninjau keadilan ilahi dari sudut pandang manusia. Tuhan pasti adil karena Tuhan berkewajiban memberikan yang terbaik untuk manusia. Manusia telah diberi kemampuan untuk memikul beban, diberi upah atas perbuatan baiknya dan diberi hukuman atas perbuatan buruknya. Keadilan-Nya seakan-akan serupa keadilan Raja Konstitusional.
Asy’ariah meninjau keadilah ilahi dari sudut kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan. Tuhan tidak berkewajiban memberikan yang terbaik bagi manusia. Kekuasaan-Nya tidak dibatasi oleh sunnatullah dan kewajiban tersebut. Apapun ketetapan-Nya atas manusia, maka itulah keadilan-Nya. Keadilan-Nya adalah keadilan Raja Absolut.
Tesis ini juga menemukan beragam pandangan mengenai ketetapan-Nya. Kaum Jabariah memahami manusia tidak memiliki daya dan kehendak bebas.Semua yang terjadi dalam hidup manusia telah ditetapkan oleh Allah. Manusia hanya sebagai hamba yang patuh mutlak menjalankan seluruh ketetapan-Nya, sebagaimana gerak wayang dimainkan oleh Sang Dalang.
Kaum Mu’tazilah yang berpaham qadariah berpandangan bahwa manusia telah diberi dayasehingga mampu memikul beban-beban yang diletakkan Tuhan atas dirinya.Manusia juga diberi kehendak bebas sehingga dapat memilih takdirnya sendiri. Manusia berbuat baik atau jahat, beriman atau kafir, patuh atau durhaka, itu semua karena penggunaan kehendak bebasnya.
Kaum Asy’ariah memiliki konsepal-Kasb dalam memaknai ketetapan Allah.Manusia diberi daya dan kehendakbebas dalam perannya sebagai khalifah, akan tetapi daya dan kehendak itu hanya akan mewujud atas seizin Tuhan. Manusia dalam perbuatannya banyak bergantung pada izin Allah.Kehendak mutlak Allah berada di atas kehendak bebas manusia.
Tesis inimemiliki kesamaan pendapat denganteodisi Irenaeus, Ibn ‘Arabi, al-Ghazȃlȋ, Jalāl ad-Dīn al-Rūmī, dan Sa’id Nursi.Penderitaan dimaknai sebagai ujian atau cobaan yang memungkinkan individu untuk mengembangkan kebajikan moral, pertumbuhan spiritual, dan hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan. Ada cinta dan kebijaksanaan tersembunyi di balik peristiwa dunia, termasuk yang tampak jahat atau tragis. Kebijaksanaan dan niat Tuhan berada di luar pemahaman manusia.Problem of evil memungkinkan manusia dapat mengembangkan resiliensi pada dirinya.
Tesis ini menemukan empat motif Tuhan mengizinkan kejahatan dan penderitaan, yakni; menguji kehendak bebas manusia, menguji keimanan orang yang beriman, demi harapan eskatologis, dan demi skenario kebaikan yang lebih besar. Kisah-kisah Al-Qur`an mengandung hikmah bahwa dalam menjalani perannya sebagai khalifah dan hamba Tuhan, manusia senantiasa diuji melalui godaan setan, keburukan dan penderitaan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif kajian tematik, melalui studi kepustakaan dengan pendekatan teologis, yang menghimpun data-data yang berkaitan dengan judul dan pembahasan dalam tesis ini.Dalam Al-Qur`an teodisi dibahas secara ringkas pada beberapa ayat. Meskipun ringkas, tetapi bahasan tema teodisi dalam Al-Qur`an cukup komprehensif.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan |
Divisions: | Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Siti Mariam |
Date Deposited: | 30 Jan 2024 10:27 |
Last Modified: | 30 Jan 2024 10:27 |
URI: | https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1401 |