repository ptiq

Kemaritiman Berwawasan Ekonomi Biru (Blue Economy) Perspektif Al-Qur‘An

Sultoni, Ahmad Hery (2023) Kemaritiman Berwawasan Ekonomi Biru (Blue Economy) Perspektif Al-Qur‘An. Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Naskah Disertasi] Text (Naskah Disertasi)
2023-Ahmad Hery Sultoni-2017.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Disertasi ini menyimpulkan bahwa Konsep Al-Qur‘an terhadap kemaritiman berwawasan ekonomi biru adalah konsep kemaritiman integral dimana pemanfaatan sumberdaya kemaritiman yang dalam Al-Qur‘an diisyaratkan dengan istilah al-bahr dan al-yamm perlu mengintegrasikan beberapa aspek kemaritiman yang saling terkait. Dalam kerangka kerjanya,
reduksi terhadap salah satu aspek akan berakibat pada ketidakefektifan dalam menyelesaikan kompleksitas permasalahan kemaritiman secara komprehensif. Kerangka kerja yang bersifat integratif ini mencakup aspek aqidah yang berkaitan dengan peran manusia sebagai khalifah (istikhlaf) terhadap alam yang Allah tundukkan (taskhir), aspek syariah yang berkaitan dengan
kegiatan pendayagunaan sumber daya alam kemaritiman yang harus mendasarkan pada kaidah-kaidah hukum yang ada serta aspek akhlak berupa perbaikan (ishlah) dengan inovasi yang adaptif untuk efisiensi sumber daya alam guna meminimalkan limbah produksi, distribusi yang adil (adl) yang tidak terpusat (inklusif) di kelompok tertentu serta konsumsi sumber daya alam dengan berperilaku tidak merusak (tafsid) dan tidak boros (tabdzir) terhadap sumber daya alam kemaritiman. Disertasi ini mendukung pendapat Robert Maltus (1840) yang menyatakan bahwa sumber daya alam harus dimanfaatkan secara berhati-hati karena adanya faktor ketidakpastian terhadap apa yang akan terjadi terhadap sumber daya alam untuk generasi mendatang, Langdon Gilkey (1993) yang menyatakan sikap dan cara pandang manusia modern terhadap alam, telah mendorong berbagai bencana alam dan bencana alam lainnya, Seyyed Hossein Nasr (1996) yang menyatakan krisis lingkungan saat ini bukanlah kesalahan agama, tetapi kesalahan manusia yang telah meninggalkan tradisi spiritual, Donella H. Meadow (2001) yang menyatakan bahwa bahwa tanpa perubahan sistemik yang mendalam dalam mengelola sumber daya alam, dunia industrialisasi akan mengarah pada kehancuran ekonomi dan lingkungan, Arne Naess (2004) yang menganggap manusia bagian dari alam, dan alam suci dan sakral, Edith Brown Weiss (2005) yang menyatakan bahwa konsumsi sumber daya alam yang berkualitas secara berlebihan membuat generasi mendatang harus membayar mahal untuk mengkonsumsi sumber daya yang sama, dan Gunter Pauli yang berpendapat bahwa sumber daya alam akan efisien bila dimanfaatkan dengan penuh tanggung jawab. Disertasi ini berbeda pendapat dengan Hugo Grotius (1645) yang menyatakan bahwa sumber daya laut adalah wilayah internasional dan semua negara bebas menggunakannya untuk perdagangan laut, Adam Smith (1790) yang menyatakan bahwa David Ricardo (1823) yang menyatakan bahwa sumber daya alam dianggap sebagai mesin pertumbuhan/engine of growth yang mengubah sumber daya alam ke dalam man-made capital, Immanuel Kant (practical philosophy, 1999) yang menegaskan bahwa hanya manusia yang merupakan makhluk rasional, sehingga diperbolehkan menggunakan makhluk non rasional lainnya untuk mencapai tujuan hidup manusia. Oleh karena makhluk selain manusia dan semua entitas alamiah lainnya tidak memiliki akal budi, maka mereka tidak berhak untuk diperlakukan secara moral terhadapnya dan Garret Hardin (2003) yang menyatakan bahwa sumber daya alam merupakan mesin pertumbuhan yang mentransformasikan sumber daya alam ke dalam man-made capital yang pada gilirannya akan menghasilkan produktifitas yang lebih tinggi di masa mendatang.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 03 Apr 2024 08:51
Last Modified: 03 Apr 2024 08:51
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1480

Actions (login required)

View Item
View Item