repository ptiq

Kesetaraan Gender Dalam Tafsir Al-Mishbâh: Antara Teori Konflik Sosial Dan Teori Struktural Fungsional

Rahmawati, Nur (2023) Kesetaraan Gender Dalam Tafsir Al-Mishbâh: Antara Teori Konflik Sosial Dan Teori Struktural Fungsional. Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Naskah Disertasi] Text (Naskah Disertasi)
2023-NUR RAHMAWATI-2017.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Disertasi ini menyimpulkan bahwa kesetaraan gender bukan berarti harus sama antara laki-laki dan perempuan dalam segala hal. Masing-masing mempunyai fungsi dan tugas tersendiri. Kedudukan laki-laki dan perempuan saling mengisi satu dengan yang lain. Perbedaan peranan dan fungsi ini merupakan suatu relasi yang bersifat fungsional yang saling melengkapi. Dalam pembahasan gender antara teori konflik sosial dan teori struktural fungsional, posisi M. Quraish Shihab lebih cenderung ke teori struktural fungsional, karena meskipun dalam hal tertentu laki-laki secara sosio-kultural mempunyai kelebihan dan keunggulan di atas perempuan, atau sebaliknya, perempuan mendominasi, selama hal itu tidak dimaksudkan untuk menindas, merendahkan, mengasingkan, menghilangkan hak-hak kaum perempuan, melainkan untuk mengayomi, dan melindungi, tidak ada hegemoni dan diskriminasi antara laki-laki dan perempuan.
Penafsiran M. Quraish Shihab mengenai kesetaraan gender menggunakan pendekatan idealis normatif yaitu menggunakan pendekatan historis empiris. Dalam artian bahwa M. Quraish Shihab melihat bagaimana kenyataan secara empiris historis kondisi perempuan dalam masyarakat. Sehingga satu sisi M. Quraish Shihab mendapatkan gambaran teoritis yang sifatnya idealis normatif pandangan terhadap perempuan. Pada sisi lain juga mencoba mendapatkan gambaran perempuan yang menyejarah dan empiris dalam masyarakat. Selain pendekatan ini, M. Quraish Shihab juga melakukan pendekatan multidisipliner, pendekatan modern kontekstual.
Disertasi ini memiliki kesamaan pandangan dengan Ibn 'Adil al-Hanbali (w.880 H), al-Maraghi (1881 M), Fatima Mernissi (1994), Amina Wadud (1999), Zaitunah Subhan (1999), Ratna Megawangi ( 1999), yang menyatakan bahwa perbedaaan potensi emosional dan intelektual manusia tidak ditentukan berdasarkan perbedaan jenis kelamin.
Temuan disertasi ini sebaliknya berbeda dengan pendapat: oleh Fakhr al-Din al-Râzi (544 H), al-Zamakhsyari (467-538 H), al-Qurtubî (W. 671), Al-Biqa'i ( 809-885 H), Hamka (1908-1981 M), dan Thabathabai (1321-1404 H), yang secara teoritis memandang bahwa laki-laki lebih unggul dibanding perempuan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, berbasis riset kepustakaan, ayat-ayat Al-Qur’an, publikasi berbentuk hasil penelitian, jurnal, seminar dan artikel. Sedangkan metode penafsiran yang digunakan adalah metode tafsir tematik metode Maudhû’ȋ, yang berfungsi menganalisa permasalahan dari sudut pandang teologis maupun disaat menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 30 May 2024 01:27
Last Modified: 30 May 2024 01:27
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1491

Actions (login required)

View Item
View Item