repository ptiq

Deislamofobia Melalui Pendekatan Psikologi Agama Perspektif Al-Qur’an

Yusron, M. Agus (2024) Deislamofobia Melalui Pendekatan Psikologi Agama Perspektif Al-Qur’an. Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Naskah Disertasi] Text (Naskah Disertasi)
2024-M. AGUS YUSRON -2018.pdf - Accepted Version

Download (3MB)

Abstract

Kesimpulan disertasi ini mengungkapkan bahwa deislamofobia melalui pendekatan psikologi agama perspektif Al-Qur’an dapat dilakukan dengan mematangkan sikap keberagamaan seseorang. Langkah yang ditempuh adalah dengan teknik terapi kognitif perilaku; dimulai dengan muhasabah kognitif irasional, kemudian restrukturisasi kognitif. Muhasabah kognitif irasional merupakan introspeksi pemikiran irasional yang
mengakibatkan sikap maladaptif dalam perilaku keagamaan. Sedangkan restrukturisasi kognitif berarti mengubah pemikiran dan interpretasi seseorang, agar lebih fleksibel dan rasional. Hal ini terinspirasi dari teori seorang psikolog asal Swiss, Jean Piaget (1936) yang mengungkapkan bahwa perilaku keagamaan dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif individu. Disertasi ini merumuskan tentang strategi deislamofobia melalui terapi kognitif dengan tahapan rekonsiderasi islamofobia, rekonstruksi islamofilia, dan terapi kognitif perilaku qur’ani sebagai strategi meminimalisir islamofobia. Temuan menarik lainnya dari disertasi ini adalah deislamofobia pada masa Rasulullah Saw. masih relevan dengan konteks masa kini, karena dapat digunakan sebagai upaya mematangkan komponen kognisi, afeksi, dan konasi, dimana kolaborasi ketiganya dapat mematangkan
sikap dalam beragama. Kesimpulan tersebut di atas diperoleh dari analisis terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang menegaskan ketetapan Tuhan tentang persatuan dalam keragaman dan menegasikan perselisihan, termasuk tentang keharusan bersikap baik dan adil terhadap semua pihak; Muslim ataupun non-Muslim. Al-Qur’an juga menegaskan status agama Islam yang mengusung ajaran rahmatan lil ‘alamin. Temuan disertasi ini mendukung pandangan Muhammad Idar (2019), Ahmad Saifuddin (2019), Kastolani (2020), dan Nur Arfiyah Febriani (2022), yang mengatakan bahwa pertumbuhan kognitif dapat mempengaruhi kematangan beragama, yang berdampak pada kesadaran dalam menjalankan ajaran agama, konsisten menjauhi dosa dan kesalahan, memiliki hati dan jiwa yang tenang, totalitas dalam menjalankan kehidupan, serta bersikap baik kepada sesama dan alam sekitar. Semua itu secara teoritis dapat meminimalisir fobia agama yang diidap seseorang, termasuk islamofobia. Sebaliknya, temuan disertasi ini berbeda dengan pendapat John L. Esposito (2018) dan Karen Armstrong (2018), yang melihat persoalan
islamofobia sebagai produk budaya, bukan karena perilaku keberagamaan seseorang. Sedangkan dalam penanganan islamofobia, tawaran disertasi ini berbeda dengan Asy-Syaukani (w.1834), Sayyid Qutub (w.1966), dan Ma’mun Hammusy (l.1962), yang melihat non-Muslim sebagai produsen fobia agama, sehingga mereka harus dilawan dengan cara apapun untuk menjaga eksistensi Islam dan umat Muslim.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 30 May 2024 02:49
Last Modified: 30 May 2024 02:49
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1492

Actions (login required)

View Item
View Item