repository ptiq

Studi KomparatifPenafsiran Muhammad ‘Ali ash-Shâbûniy dan Salman Harun terhadap Dzurriyyat Dhi‘âf

Nasir, Muhammad (2024) Studi KomparatifPenafsiran Muhammad ‘Ali ash-Shâbûniy dan Salman Harun terhadap Dzurriyyat Dhi‘âf. Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Naskah Tesis] Text (Naskah Tesis)
2023-MMUHAMMAD NASIR-2021.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penafsiran Muhammad ‘Ali ash-Shâbûniy dan Salman Harun terhadap dzurriyyat dhi‘âf adalah sama-sama menafsirkannya sebagai keturunan yang lemah karena kekurangan harta warisan. Perbedaan penafsiran kedua penafsir tersebut terjadi dalam konteks perluasan makna keturunan lemah yang sesuai saat ini. Ash-Shâbûniy tidak mengkonstruksi makna baru (pengembangan makna) namun penafsirannya konsisten dengan makna saat diturunkan ayat tersebut yaitu keturunan lemah ekonomi karena kekurangan harta warisan sebagai akibat dari wasiat yang menzalimi hak keturunan. Sementara Harun menggunakan konstuksi makna baru, sehingga penafsirannya terhadap dzurriyyat dhi‘âf menjadi keturunan yang lemah ekonomi dan lemah pendidikan.
Penafsiran ash-Shâbûniy dapat dikatakan sebagai penafsiran objektif karena sistematika penyusunanya memenuhi standar penafsiran objektif Imam Suyuti. Penafsiran Harun yang mengembangkan makna baru setelah menafsirkan makna dasar sesuai dengan standar penafsiran dapat dibenarkan asal tidak menganggap makna baru sebagai produk tafsir yang paling benar. Penafsiran subjektif seperti ini dapat menunjukkan bahwa kandungan Al-Qur’an responsif terhadap perubahan sepanjang masa.
Faktor eksternal yang mempengaruhi perbedaan kedua penfsir tersebut adalah faktor sosial budaya dan politik negara tempat mereka berada saat menafsirkan ayat tersebut. Pemilihan pendekatan penafsiran ash-Shâbûniy dipengaruhi oleh kebijakan negara Arab Saudi yang dikendalikan oleh ulama Wahabi konservatif. Sementara Harun berada pada negara Indonesia yang kondisi sosial budaya dan politiknya demokratis. Faktor internal yang mempengaruhi perbedaan kedua penfsir tersebut adalah perbedaan corak tafsir yang digunakan. Corak tafsir ash-Shâbûniy adalah corak bahasa dan hukum sementara Harun menggunakan corak Tarbawi. Ditinjau dari signifikansi makna dzurriyyat dhi‘âf di era kontemporer maka hasil penafsiran Harun lebih relevan dengan penfasiran ash-Shâbûniy. Namun dari sisi penyajian, tafsir ash-Shâbȗni lebih unggul karena sistematika penyajian tafsirnya lebih luas sedangkan Harun menyajikan tafsirnya secara partikular dalam ruang lingkup pendidikan saja.
Mengacu pada hasil penafsiran ash-Shâbûniy dan Harun, penelitian ini juga menemukan solusi penanggulangan dzurriyyat dhi‘âf dalam Al-Qur’an secara umum ada dua, yaitu memberikan perlindungan terhadap anak cucu dan memberikan parenting yang tepat. Perlindungan terhadap
anak cucu dilakukan melalui (1) Sejak pembentukan keluarga dilakukan melalui pemilihan calon pasangan hidup dengan kriteria agama sebagai standar utama. (2) Sebelum keturunan dilahirkan dilakukan dengan cara tidak melakukan aborsi dan menafkahi ibu hamil. (3) Setelah keturunan dilahirkan dilakukan dengan cara memberikan nama yang baik, memberikan nasab, memberikan hak hidup, tidak diskriminasi, memberikan hak penyusuan, memberikan nafkah, dan memberikan hak waris. Perlindungan anak cucu dilakukan juga pada kondisi khusus yang meliputi (1) Anak yatim dengan cara memelihara harta mereka hingga dewasa, memperlakukan mereka dengan baik, dan memberikan nafkah. (2) Anak cucu penyandang disabilitas dengan cara memperlakukan mereka sesuai dengan kebutuhannya.
Parenting yang baik dilakukan dengan cara (1) Menjadi teladan yang baik bagi anak cucu, (2) Melakukan komunikasi yang baik kepada anak cucu dengan cara qaul sadîd, yaitu perkataan yang benar, jujur, lurus, tidak bohong dan tidak berbelit-belit, (3) Menanamkan tauhid kepada anak cucu, (4) Menanamkan akhlak dan melatih beribadah, (5) Memberikan kasih sayang, dan (6) Memperhatikan keterpaduan kebutuhan rohani dan fisik anak cucu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tafsir komparasi. Aspek yang dikomparasikan adalah persamaan dan perbedaan penafsiran, faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan penafsiran, analisis kritis kelebihan dan kekurangan penasiran. Data dikumpulkan melalui kajian pustaka. Data dianalisis secara kualitatif deskriptif.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Program Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 30 May 2024 03:30
Last Modified: 30 May 2024 03:30
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1493

Actions (login required)

View Item
View Item