repository ptiq

Konstruksi ‘Ulûm Al-Qur’ân: Tradisi Syarah Manzhûmah At-Tafsîr Az-Zamzamî Oleh Pensyarah Indonesia

Abidin, Zainal (2023) Konstruksi ‘Ulûm Al-Qur’ân: Tradisi Syarah Manzhûmah At-Tafsîr Az-Zamzamî Oleh Pensyarah Indonesia. Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Naskah Tesis] Text (Naskah Tesis)
2023-ZAINAL ABIDIN-2021.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Tesis ini menganalisis konstruksi ‘ulûm Al-Qur’an dalam tradisi syarah Manzhûmah at-Tafsîr Az-Zamzamî oleh para pensyarah Indonesia. Permasalahan yang mendasari penelitian ini yaitu adanya penilaian stagnan dan repetitif terhadap karya-karya ‘ulûm Al-Qur’an pasca As-Suyuthi (849-911 H) secara general oleh para pembaharu. Mereka juga menilai karya berbentuk syarah sebagai karya yang tidak ilmiah. Masalahnya, beberapa penulis pesantren justru sering menulis dengan genre syarah, bahkan hingga era modern. Penilaian negatif itu pun berdampak pada termarginalkannya karya-karya ulûm Al-Qur’an pesantren, apalagi yang berbentuk syarah.
Riset ini ingin melihat karya-karya ‘ulûm Al-Qur’an yang berbentuk syarah sebagai pengetahuan yang sah melalui teori konstruksi sosial Berger dan Luckman. Secara fokus tesis ini menguraikan konstruksi ‘ulûm Al-Qur’an melalui enam karya syarah Manzhûmah at-Tafsir Az-Zamzamî oleh pensyarah Indonesia sejak tahun 1930-an hingga 2022. Melalui penelitian kualitatif berbasis literatur dan wawancara, enam literatur syarah tersebut dianalisis dengan melihat syarah sebagai tradisi yang bersifat genealogis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konstruksi ‘ulûm Al-Qur’an dalam tradisi syarah Manzhûmah at-Tafsîr Az-Zamzamî oleh pensyarah Indonesia mengalami tiga momen dialektis, yakni eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Momen eksternalisasi menunjukkan para pensyarah sangat kuat memegang paham sunni yang eklektik. Kemudian momen objektivasi menunjukkan proses terjadinya tradisi syarah mulai dari pengajaran hingga penulisan syarah baru. Momen ini membuktikan perujukan karya As-Suyuthi secara proporsional dan minimnya repetisi dalam kasus tradisi syarah. Sementara momen internalisasi menunjukkan bahwa tradisi ini memiliki kesan pedagogis yang menyesuaikan audiens atau pembacanya.
Tesis ini juga membuktikan bahwa karya ‘ulûm Al-Qur’an, apalagi berbentuk syarah bukanlah karya stagnan atau repetitif mutlak. Bidang ini berkembang secara evolutif baik dari segi substansi maupun redaksinya. Diferensiasi karya syarah terhadap literatur ‘ulûm Al-Qur’an lainnya yaitu, karya berbentuk syarah memiliki keunggulan terkait kepekaan terhadap pembaca melalui aspek bahasa yang digunakan hingga format penyajian. Pada prinsipnya, syarah adalah penghubung antara karya klasik terhadap era modern yang masih relevan melalui gaya yang beragam. Temuan ini mendukung penelitian Asad Q. Ahmed dan Margaret Larkin (2012), Ahmad El Shamsy (2013), dan Mahmood Kooria (2018) bahwa tradisi syarah pasca-klasik adalah tradisi yang dinamis.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Program Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 30 May 2024 04:17
Last Modified: 30 May 2024 04:17
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1496

Actions (login required)

View Item
View Item