Ritonga, Muhammad Soleh (2024) Penaggulangan Ujaran Kebencian Melalui Pendekatan Teologis Dalam Al-Qur’an. Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.
2024-MUHAMMAD SOLEH RITONGA-2017.pdf - Accepted Version
Download (3MB)
Abstract
Disertasi ini menghasilkan kesimpulan bahwa penanggulangan ujaran kebencian melalui pendekatan teologis dalam Al-Qur’an dilakukan dengan beberapa strategi dengan langkah-langkah sebagai sikap responsifsetiap individu sebagai makhluk individual, sosial dan spritual yang tergambar dalam Al-Qur’an. yaitu dengan: 1.Langkah strategi dakwah/promotif dengan melalui penyadaran diri bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui, punya hati yang bersih, berfikir terbuka dan obyektif, sosialisai ujaran baik. 2. Langkah strategi al-Amr bi al-Ma’rûf/preventif dengan memulai dari diri sendiri dan keluarga, perintah ujaran baik, nasehat, adanya kontrol. 3. langkah strategi al-Nahy ‘an al-Munkar/kuratif melaluimengecek fakta, dialog, tidak mendukung, meninggalkan, pemutusan kerja sama, membuat UU larangan ujaran kebencian, hukuman. 4. Langkah strategi Muhâsabah/rehabilitatif dengan melalui bertaubat, pengobatan konflik batin dengan qaulin sadȋd, berdoa.
Kesimpulan tersebut diperoleh melalui pembahasan dan analisa terhadap kajian ujaran kebencian secara teoritis, analisa pendekatan teologis, analisa ayat-ayat Al-Qur’an yang mengisyaratkan ada kaitannya dengan ujaran kebencian serta analisa terhadap ayat-ayat yang menanggulangi ujaran kebencian.
Disertasi ini mendukung pendapat: Ibnu ‘Abbâs (W. 68 H), beliau menyatakan bahwa orang yang bertauhid dengan benar disertai dengan perbuatan-perbuatan yang diperintahkan Allah akan mandapatkan keselamatan. kebahagiaan dan kesuksesan. al-Samarqandiy(W. 375 H) berpendapat dengan membenarkan keimanan akan menggapai keberuntungan, kesuksesan, kebahagiaan dan keselamatan. al-Gazâliy (W. 505 H) berpandangan bahwa hanya dengan berteologi yang benar akan menciptakan hubungan masyarakat sosial yang baik. al-Jailâniy (W. 561 H), menurutnya orang yang mencapai tauhid pada tingkat tinggi akan menghasilkan keselamatan dan keberuntungan. al-Shâwiy (1241 H) dengan pendapat bahwa dengan membenarkan rukun iman yang enam akan mendapatkan keberuntungan, kesuksesan, kebahagiaan dan keselamatan. al-Zuhailiy (W. 2015), menurutnya seorang mukmin yang membenarkan Allah dengan bertauhid, membenarkan para Rasul-Nya dan hari akhir akan menjadi orang yang beruntung.Peter Connolly (W. 2012) berpandangan bahwa teologi sangat erat hubungannya dengan wahyu dan bisa mengatasi permasalahan sosial.Rojas-Díaz (2018)dan Sneyder J (2018), menurut mereka pendekatan teologis dapat mengatasi berbagai permasalahan hidup. Temuan disertasi ini sebaliknya berbeda dengan pendapat: Richard Dawkins (2007) yang menyatakan pengalaman beragama dan Tuhan tidak dapat dijelaskan secara ilmiah dan agama sumber negatif dan dunia lebih baik tanpa agama, begitu jugaBrian Lucas (2008), menurutnya,agama apapun membahayakan bagi kesejahteraan manusia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yang bercorak library riset dengan melakukan studi pustaka yang berupa kitab-kitab tafsir, kitab-kitab hadis, buku-buku lainnya, hasil penelitian yang dipublikasikan dan artikel-artikel dalam jurnal. Sedangkan dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an menggunakan metode penafsiran dengan metode tafsîrmaudhû’idengan mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai dengan bahasan term-term ujaran kebencian dan bahasan tentang penanggulangannya.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan |
Divisions: | Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Siti Mariam |
Date Deposited: | 15 Sep 2024 01:36 |
Last Modified: | 15 Sep 2024 01:36 |
URI: | https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1529 |