Dinda Agnesia Al Amamu: 192520078. Penelitian ini menganalisa tentang pola kepemimpinan kepala sekolah dalam memaksimalkan pembelajaran sikap perpektif STIFIn di SMP Ibnu Hajar Bogor. Sekolah ini menerapkan seluruh pembelajaran dengan memaksimalkan potensi genetik yang ada dalam diri peserta didik dengan pendekatan konsep STIFIn termasuk dalam pembelajaran sikap. Namun, upaya yang dilakukan belum sepenuhnya mencapai hasil yang diharapkan. Salah satu masalah yang terjadi adalah kurangnya pemahaman mendalam dan penerapan yang konsisten terhadap pendekatan STIFIn di kalangan guru dan staf pendidik. Oleh karena itu, peran kepala sekolah dalam memaksimalkan pembelajaran sikap perspektif STIFIn terhadap guru dan staff pendidikan di SMP Islam Ibnu Hajar akan menentukan keberhasilan pembelajaran sikap perspektif STIFIn di SMP Islam Ibnu Hajar.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif. Adapun prosedur pengumpulan dan pengolahan data adalah menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepala sekolah SMP Islam Ibnu Hajar telah memiliki pola kepemimpinan dan sistem kerja yang efektif dalam penerapan pembelajaran sikap perspektif STIFIn di SMP Islam Ibnu Hajar. Hal ini terlihat dengan bagaimana kepala sekolah menghadapi berbagai masalah, terutama dalam penerapan pembelajaran sikap perspektif STIFIn setelah pandemi COVID-19. Masih banyaknya kekurangan dalam pemahaman pendekatan STIFIn dari kalangan guru dan staf sekolah, kendati demikian kepala sekolah telah menyusun strategi untuk memulihkan kegiatan tersebut secara bertahap. Adapun langkah-langkah pembelajaran sikap perspektif STIFIn di SMP Islam Ibnu Hajar adalah: Pertama, proses persiapan pembelajaran sikap perspektif STIFIn melibatkan tes sidik jari untuk siswa, orang tua, dan staf sekolah. Kedua, implementasi pembelajaran sikap perspektif STIFIn dengan maksimal hanya terdapat di kelas IX. Ketiga, kepala sekolah menyarankan untuk setiap guru kelas menjadi coach untuk beberapa siswa dan dijadikan kelompok mentoring kecil di setiap kelasnya. Keempat, evaluasi dan penilaian pembelajaran sikap perspektif STIFIn belum seragam antara satu guru dengan guru lainnya karena masih dalam masa transisi setelah pandemi sehingga belum semua kelas melaksanakannya dengan maksimal. Selain langkah pembelajaran sikap, tahapan pembelajaran sikap juga telah diterapkan, namun masih terdapat kekurangan dalam pemahaman dan penerapan tahapan pembelajaran sikap di SMP Islam Ibnu Hajar.