repository ptiq

dialektika moderasi beragama di era pluralitas agama dan budaya perspektif Al-qur’an

Zakaria, Aceng (2024) dialektika moderasi beragama di era pluralitas agama dan budaya perspektif Al-qur’an. Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Naskah Disertasi] Text (Naskah Disertasi)
2024-ACENG ZAKARIA-2019.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Disertasi ini menyimpulkan bahwa, dialektika moderasi beragama di era pluralitas agama dan budaya di Indonesia mengharuskan adanya integrasi agama dan budaya dalam setiap aspek pengejawantahannya di ranah sosial. Kesimpulan ini dihasilkan melalui analisis terhadap ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis yang terkait dengan tema penelitian dipahami secara mendalam berdasarkan penafsiran ulama tafsir klasik, (Al-Qurhu>by, Al-Thaba>ry, dan Ibnu Katsir) dan kontemporer, (Al-Sa’di>, Al-Munir dan Al-Misbah), serta penjelasan para ilmuan untuk mendapatkan makna yang komprehensif tentang sikap moderasi beragama di era pluralitas agama dan budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
Pertama, dialektika moderasi beragama di era pluralitas agama dan budaya merupakan sikap saling mengakui dan menerima adanya kontradiksi terhadap prinsip-prinsip yang diyakini oleh para pemeluk agama, baik dalam masalah agama maupun budaya. Sikap saling mengakui dan menerima ini akhirnya menghasilkan code of conduct(kumpulan kesepakatan) antar sesama manusia yang harus dijaga dan dipatuhi.Kedua, dialektika dimulai dengan menetapkan, menyepakati, dan menghargai perbedaan dalam sebuah konsensus. Model dialektika ini sangat efektif dalam menjaga keharmonisan antar warga negara karena tidak diperlukan proses negosiasi antar sesama. Ketiga, Dialketika moderasi beragama pada prinsipnya adalah bagaimana menjadi umat moderat, toleran, dan berakhlakul karimah sebagaimana yang telah telah dicontohkan oleh nabi Muhammad Saw dan generasi setelahnya dalam bermoderasi. Keempat, surat Al-Kafirun/109: 1-6 dan surat Yunus/10: 40-41, menegaskan tentang adanya dua perbedaan yang tidak dapat disatukan tapi tetap dihargai dalam sebuah konsensus untuk mewujudkan keharmonisan.
Disertasi ini memiliki persamaan dan sekaligus memperkuat tesis statmen Iffati Zamimah (2018), Darlis (2018), Husnah. Z (2022), yang menyatakan bahwa masyarakat Indonesia yang pluralis dan multikultural rentan akan konflik, maka diperlukan sikap yang arif dan bijaksana dalam memandang perbedaan. Moderasi beragama menitikberatkan pada batasan-batasan aturan agama dan budaya di Indonesia yang harus dijaga dan dirawat dengan baik sehingga menghasilkan persatuan dan kesatuan. Selain memeiliki persamaan disertasi ini berbeda dengan pendapat Nawawi (2020), Imam Sujono (2022), yang menyatakan bahwa realitas sosial menjadi pondasi langgengnya kerukunan antar umat beragama, serta membantah pendapat Ghozali (2022), yang menyatakan bahwa penyebutan golongan moderat dalam Al-Qur’an tidak dibatasi pada umat Islam saja, akan tetapi termasuk Yahudi dan Nasrani.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat explorational, mengkaji lebih dalam isyarat-isyarat Al-Qur’an tentang dialektika moderasi beragama era pluralitas agama dan budaya dengan pendekatan content analysis. Sedangkan metode tafsir yang digunakan adalah pendekatan tafsir maudhui atau tematik dengan menggunakan pendekatan integratif-interkonektf yang dirincikan oleh Al-Farmawi (1994) terhadap tema dialektika moderasi beragama di era pluralitas. Metode ini memiliki keistimewaan sebagai salah satu cara terbaik dalam menafsirkan Al-Qur’an dan sering digunakan untuk mengkaji problematika kekinian sebagai kontekstualisasi pesan Al-Qur’an.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 15 Sep 2024 03:18
Last Modified: 15 Sep 2024 03:18
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1537

Actions (login required)

View Item
View Item