Internalisasi diartikan sebagai, penghayatan, pendalaman, penguasaan secara mendalam yang berlangsung melalui pembinaan, bimbingan, dan sebagainya. Adapun yang berkaitan dengan tesis ini yaitu pada suatu perguruan silat, yang mana mereka dalam mengamalkan ayat Al-Qur‟an melalui pembinaan serta pembimbingan, agar mereka dapat mendalami dari tujuan pengamalan tersebut. Berangkat dari yang melatar belakangi penelitian tesis ini yaitu, adanya sebuah pengamalan terhadap ayat Al-Qur‟an sebagai kaji ilmu kebatninan. Maka ini termasuk kedalam fenomena living Qur‟an, dalam pembagian klasifikasi living Qur‟an, maka ini termasuk kedalam living kemasyarakatan yang terjadi di Perguruan Pagar Melayu Silat Kamenyan Putih Provinsi Jambi. Maka living Qur‟an menjadi kaca mata dalam menganalisa terkait dengan kesenjangan serta keunikan berupa fenomena nyata yang terjadi ditengah masyarakat Melayu Jambi dalam berinteraksi dengan Al-Qur‟an. Metode dalam penelitian ini yaitu: Metode kualitatif deskriptif analisis, melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya, adapun kajian living Qur‟an ini memiliki cakupan ranah yang luas berupa pendekatan seperti: ilmu antropologi, sosiologi, ontologi, aksiologi, arkeologi. Maka dengan pendekatan tersebut mampu untuk mendeskripsikan secara sistematis terhadap objek penelitian, membantu peneliti dalam menemukan hasil penelitian yang terjadi di Perguruan Pagar Melayu Silat Kamenyan Putih Jambi, yaitu: Bahwa kajian living Qur‟an membantu dalam menganalisa permasalahan, memberikan teori. serta membantu dalam melihat permasalahan, melalui beberapa pendekatan terkait penelitian, agar sesuai dan tepat pada bagian living kemasyarakatan. Selanjutnya berupa sebuah bentuk amalan sebagai kaji ilmu kebatinan yang menggunakan: ayat Al-Qur‟an, sholawat, serta menggunakan beberapa kalimat yang mulia. Kemudian menemukan pemahaman dari para pengamalnya, seperti suatu asumsi bahwa Al-Qur‟an tidak hanya terbatas pada nilai ibadah dalam membacanya. Namun mereka berpendapat bahwa Al-Qur‟an ini memiliki sisi mukjizat dan mampu menjawab dari permasalahan mereka, seperti pengamalan ayat itu mampu membantu mereka dalam menghadapi lawannya. Kemudian pendapat dari para tokoh-tokoh masyarakat seperti: Ulama, ketua Adat, dan masyarakat umum disana, mereka menganggap bahwa ajaran di dalam perguruan silat tersebut mengandung nilai Agama dan unsur tradisi kebudayaan yang luhur dalam masyarakat melayu di Jambi.