Tesis ini menawarkan pembacaan kronologis figur Hawa yang digambarkan dalam Al-Qur`an untuk membaca variasi redaksi yang disajikan oleh Al-Qur`an dalam tiga tempat; Q.S. Al-A’râf/7: 19-25, Q.S. Thâhâ/20: 117-123, dan Q.S. Al-Baqarah/2: 35-38. Dalam pembacaannya, tiga tempat tersebut diurutkan secara kronologis berdasarkan urutan kronologis surah Abid Al-Jabiri seperti yang tertulis di atas. Pembacaan ini adalah salah satu usaha untuk merealisasikan “Ja’lual-Qur`ânMu’âshiranlinafsihi” dengan mengontekskan figur Hawa dalam Al-Qur`an dengan figur Khadijah yang merupakan representasi perempuan di Makkah yang kontemporer pada zamannya. Untuk merealisasikan usaha “Ja’lual-Qur`ânMu’âshiranlanâ”, penelitian ini mengadopsi pembacaan yang dilakukan oleh para feminis Muslim kontemporer terhadap figur Hawa dalam Al-Qur`an yang dianggap lebih egaliter dibandingkan dengan kitab-kitab sebelumnya.
Sejalan dengan usaha para feminis tersebut, penelitian ini berangkat dari distingsi penggambaran figur Hawa yang disajikan Al-Qur`an dari kitab-kitab sebelumnya. Sayangnya, penafsiran-penafsiran yang sudah dihasilkan sejauh ini justru mengembalikan figur Hawa yang bersalah yang terlebih dahulu diafirmasi oleh kitab-kitab sebelumnya. Padahal, Al-Qur`an justru menyajikan gambaran yang lebih egaliter bahkan cenderung patriarki dalam beberapa tempat yang disebutkan. Hal ini menjadi kegelisahan tersendiri mengingat kisah tersebut memberikan kesan terhadap perempuan di lingkungan masyarakat agama.
Dengan menggunakan model pembacaan di atas, tesis ini menemukan adanya transisi penggambaran figur Hawa yang dikontekskan dengan peran perempuan yang hidup di dua era saat itu, yaitu era Jahiliah dan era Islam. Transisi ini ditemukan melalui pelibatan Hawa dalam redaksi yang turun terlebih dahulu dan pelibatannya dalam redaksi yang turun selanjutnya, di mana transisi ini mengindikasikan adanya perubahan menjadi egaliter dalam penggambaran figur Hawa. Transisi ini dikontekskan oleh penelitian ini pada figur perempuan pada konteks di Mekah dan Madinah yang mengalami perubahan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, perubahan dari kondisi sosial patriarki menjadi egaliter.