repository ptiq

Mitigasi Intoleransi Melalui Pendidikan Islam Inklusif Perspektif Al-Qur’an

Basri, Hasan (2023) Mitigasi Intoleransi Melalui Pendidikan Islam Inklusif Perspektif Al-Qur’an. Post-Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Naskah Disertasi] Text (Naskah Disertasi)
2023-Hasan Basri-2016.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Kesimpulan disertasi ini menjelaskan bahwa cara untuk menanggulangi atau mitigasi perilaku intoleransi menurut perspektif Al- Qur’an, dapat dilakukan dengan pendidikan Islam inklusif. Pendidikan Islam inklusif yang dimaksud adalah pembinaan ruhani yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam mengajarkan para Sahabat, dan pembelajaran agama Islam secara komprehensif sehingga seseorang memiliki pengetahuan Islam secara bertahap dan menyeluruh serta memiliki kesadaran akan pentingnya hidup damai dengan toleransi karena itu merupakan tujuan agama Islam, yakni menghendaki pemeluknya untuk melakukan aktivitas (amal) baik demi terciptanya kemaslahatan. Beberapa maslahat itu bertujuan untuk menyempurnakan akhlak, baik akhlak kepada Allah, orang tua, sesama, bahkan makhluk ciptaan Allah yang terhampar di alam raya. Sehingga terbentuk pribadi yang toleran dan berkarakter mulia serta mampu mengelola hawa nafsu. Kesimpulan ini dihasilkan melalui analisis interpretasi secara
hermeneutikal dan pendekatan multi disiplin ilmu, yakni sosiologis, psikologis, filosofis, konseptual dan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Pendidikan Islam inklusif dalam perspektif Al-Qur’an sangat menanamkan nilai pendidikan sosial, sehingga antara individu dengan individu lainnya saling menghormati, menghargai dan menghilangkan sikap diskriminatif tanpa membedakan manusia. Pondasi mitigasi intoleransi melalui pendidikan Islam inklusif dalam penelitian ini sejalan dengan pandangan yang menyatakan bahwa pendidikan itu harus terbuka dan menghormati perbedaan, diantaranya David J. Smith
(1992), William Stainback (1998), Ahmad Dahlan (1868-1923), Ki Hajar Dewantara (1889-1959), Mohammad Nuh, (1959), Syawal Gultom (2023). Temuan penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat yang tidak mengizinkan adanya pembaruan dan keterbukaan penafsiran baru dalam pendidikan, diantaranya Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (1999), Muhammad bin Shalih
Utsaimin (2001), Shalih bin Fauzan al-Fauzan (1933). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan library research. Sedangkan metode tafsir yang
digunakan adalah pendekatan tafsir maudhu’i atau tematik dengan menggunakan pendekatan integratif-interkonektif yang dirincikan oleh al- Farmawi (1994) terhadap tema mitigasi intoleransi melalui pendidikan Islam inklusif perspektif Al-Qur’an. Metode ini memiliki keistimewaan sebagai salah satu acara terbaik dalam menafsirkan Al-Qur’an dan sering digunakan untuk mengkaji problematika kekinian sebagai kontekstualisi pesan Al-Qur’an.

Item Type: Thesis (Post-Doctoral)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 23 Nov 2024 01:37
Last Modified: 23 Nov 2024 01:37
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1597

Actions (login required)

View Item
View Item