repository ptiq

Antropologi Al-Qur’an Sebagai Dasar Pendidikan

Muhammad, Muhammad (2022) Antropologi Al-Qur’an Sebagai Dasar Pendidikan. Post-Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Naskah Disertasi] Text (Naskah Disertasi)
2022-MUHAMMAD-2015.pdf

Download (2MB)

Abstract

Disertasi Ini Menyimpulkan Bahwa Pendidikan Berdasarkan Antropologi Al-Qur’an—Baik Secara Huṣūlī (Pengetahuan Yangdiperoleh Melalui Panca Indra Zahir) Maupun Huḍūrī (Kehadiran Obyek/Sesuatu Yang Diketahui Pada Seseorang)—Yang Bertitik Tolak Dari Ma’rifah Al-Nafs (Pengenalan Diri) Dan Berujung Pada Ma’rifatullah (Pengenalan Allah) Dapat Mengantarkan Manusia Dari Jenjang Wahm (Ilusi/Hewani)Ke Lubb (Batin/Akal) Hingga Tahapan Al-Abrār (Kaum Yang Baik) Bahkan Sampai Puncak Perjalanan Kemanusiaan, Yaitu Maqām Al-Muqarrabīn (Orang-Orang Yang Dekat Dengan Allah) Atau Insānkāmil (Manusia Sempurna). Antropologi Al-Qur’an Dan Ma'rifah Al-Nafs Memiliki Pengaruh-Pengaruh Praktis Yang Begitu Penting Dalam Pendidikan Dan Manajemen Diri. Perhatian Terhadap Ma'rifah Al-Nafs Tersebut Sangat Diperlukan Dalam Bidang Pendidikan, Akhlak, Dan Suluk Serta Manajemen. Bila Antropologi Al-Qur’an Dijadikan Sebagai Dasar Pendidikan Maka Akan Melahirkan Sistem Dan Produk Tarbiah Yang Holistik Dan Komprehensif Yang Bersifat Ilahiah, Humanis, Rasional, Simpatik, Intuitif, Kreatif, Efektif Dan Universal.
Disertasi Ini Mendukung Komunitas Akademik Lain Dalam Hal Pernyataan Bahwa, Posibilitas Pengenalan Manusia Bukan Berarti Mudah Dan Sederhana, Namun Memerlukan Ketelitian Dan Kedalaman Pemikiran Yang Luar Biasa Karena Dalam Diri Manusia Ada Nafkh (Tiupan) Ilahi Dan Ini Termasuk Membaca Ayat Anfusiyyah (Diri Manusia) Yang Jauh Lebih Sulit Daripada Membaca Ayat Āfāqiyyah(Cakrawala) Sebagaimana Diisyaratkan Dalam QS. Al-Maidah [5]: 105, QS. Fushilat [41]: 53 Dan QS. Al-Dzariyat [ 51 ]: 21. Di Antara Tokoh Yang Memiliki Pandangan Demikian Yang Selaras Dengan Penelitian Ini Adalah, Jawādi Āmuli, Ṭāhir Zodeh, Mullā Ṣadrā,Ṭabā’tabāī, Hasan Zodeh, Imam Ghazālī Dan Fakhru Al-Rāzī.
Disertasi Ini Memiliki Perbedaan Pendapat Dengan Beberapa Mufassirīn, Filsuf Dan Tokoh Pendidikan, Seperti Wahbah Zuhailī, Isma’īl Ibn ‘Umar Ibn Kathsīr, Imam Qurṭubī, Sa'īd Hawā Dan Thomas Hobbes, Yang Pada Umumnya Mereka Terjebak Dalam Pandangan Ifrāṭ)Berlebihan) Dan Tafrīṭ (Kekurangan) Tentang Manusia Yang Tentu Saja Akan Berdampak Serius Dalam Pandangan Dunia Tentang Manusia Dan Proses Perjalanan Pendidikan Manusia Sebagai Subyek Pendidikan.
Data Primer Penelitian Ini Adalahtafsīr Insān Bi Insān, Hayāt Haqīqī Insān Dar Qur’ān Şūrat Wa Sīrat Insān Dar Qur’ān Insān, Ma’rifat Shenosī Dar Qur’ān,Karyajawādi Āmuli. Sedangkan Data Sekunder Penelitian Ini Adalah Pelbagai Kitab Tafsir Dari Beragam Mazhab Di Antaranya, Tafsīr Al-Mīzān, Tafsīr Ibn Kathīr Dan Karya Tafsir Lainnya Yang Relevan Dengan Penelitian Ini.
Metode Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini Adalah Metode Kualitatif, Berbasis Riset Kepustakaan, Ayat-Ayat Al-Qur'an, Publikasi Berbentuk Hasil Penelitian, Jurnal, Seminar Dan Artikel. Sedangkan Metode Tafsir Yang Digunakan Adalah Metode Tafsir Mauḍū’ī(Tafsir Tematik(Dengan Corak Tafsir Ishāri (Tafsir Sufi). Di Samping Itu, Penelitian Ini Juga Menggunakanhermeneutika Taqī Ja'farī Dan Paul Ricoeur.
Hermeneutika Taqī Ja'farī Menekankan Bahwa, Pengetahuan Dan Pemahaman Adalah Relasi Antara Dua Kutub: Saya Dan Bagian Saya. Sementara Hermeneutika Paul Ricoeur Memadukan Antara Nilai-Nilai Objektif Dan Subjektif Dalam Memahami Teks Dan Fenomena Kemanusiaan.
Antropologi Al-Qur’ansebagai Dasar Pendidikan Merupakan Temuan Disertasi Ini. Defenisi Yang Benar Dan Komprehensif Tentang Manusia Akan Sangat Memengaruhi Pendidikan Manusia. Sebab, Manusia Adalah Subyek Pendidikan Dan Struktur Kurikulum Dan Konsep Pendidikan Diturunkan Dari Sebuah Pandangan Dunia Tentang Manusia. Di Sini Diperlukan Kecermatan, Ketelitian Dan Kedalaman Serta Komprehensifitas Pandangan Tentang Manusia, Dan Al-Qur’an Sebagai Kitab Hudan Li Al-Nās(Petunjuk Untuk Manusia) Secara Umum Dan Li Al-Muttaqīn(Kaum Yang Bertakwa) Secara Khusus, Menyampaikan Pandangan Tentang Manusia Yang Komprehensif Dan Proporsional. Ayat-Ayat Tentang Nafs (Jiwa) Dan Jenjang-Jenjangnya Yang Kesemuanya Menjelaskan Māhiyyah (Hakikat) Insan Memberi Sebuah Isyarat Dan Pesan Bahwa Al-Qur’an Yang Merupakan Tibyān Kullusha’in (Penjelas Segala Sesuatu), Pasti Dan Mesti Juga Tibyān Li Al-Insān (Penjelas Bagi Manusia), Bahkan Tidak Ada Yang Lebih Jelas Di Dalamnya Setelah Ma’rifatullāh Daripada Ma’rifah Al-Insān (Mengenal Manusia).

Item Type: Thesis (Post-Doctoral)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 13 Dec 2024 04:27
Last Modified: 13 Dec 2024 04:27
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1620

Actions (login required)

View Item
View Item