Disertasi ini menyimpulkan bahwa pembelajaran humanistik perspektifAl-Qur’an yang dipraktikkan melalui profil pelajar Pancasila telah terbukti dapat menanggulangi learning lossdengan cara memadukan nilai-nilaiPancasila dengan pembelajaran humanistik perspektif Al-Qur’an. Adapun perbandingan kedua pendekatan tersebut adalah profil pelajar Pancasila sesuai dengan prinsip-prinsip moral dan karakter dalam Qur’an dalam pembentukan akhlak mulia. Sedangkan pembelajaran humanistik sejalan dengan ajaran Qur’an tentang pengembangan diri dan pemenuhan potensi pribadi, namun kurang terfokus pada konteks moral dan spiritual.Mengintegrasikan profil pelajar Pancasila melalui pendekatan humanistik melibatkan pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari siswa, yang memperkaya pemahaman siswa tentang kewarganegaraan dan tanggung jawab sosial. Perspektif Al-Qur’an mendukung upaya ini dengan menekankan nilai-nilai moral dan pengembangan karakter, sejalan dengan tujuan menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki karakter yang kuat.
Disertasi ini memperkuat pendapat Carl R Rogers terkait pentingnya proses pendidikan yang memperhatikan potensi baik yang unik pada setiap individu. Karena itu, proses pembelajaran diselenggarakan untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan memperhatikan kompetensi pribadinya. Orang tua/pendidik perlu berlapang dada mengembangkan potensi anak sesuai minat anak tersebut. Kompetensi ini dikuatkan dengan nilai-nilai luhurpancasila. Pendapat ini sejalan dengan pendapatnya JJ Rousseau dan Ki Hajar Dewantara. Temuan disertasi ini berbeda dengan Thorndike yang berpendapat bahwa keberhasilan pendidikan tergantung pada stimulus yang diberikan oleh pendidik saat melakukan proses pembelajaran. Thorndike yang menganut aliran teori belajar behavioristik (behaviorisme), mementingkan dominasi pendidik dalam meraih keberhasilan pendidikan.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif dengan pendekatan library research (penelitian kepustakaan) atau disebut juga content analysis (analisis isi). Maka, sumber data baik primer maupun sekunder diperoleh dari bahan-bahan tertulis seperti: buku, jurnal, makalah, prosiding, majalah, website, statistik, artikel, dan data lain yang relevan. Penelitian difokuskan pada praktik profil pelajar Pancasila pada jenjang Sekolah Dasar.