Penelitian ini mengeksplorasi penafsiran sufistik al-Jilani dalam karyanya Fath al-Rabbȃni, yang memanfaatkan potensi intuitif untuk menyingkap makna batin Al-Qur’an. Fokus utama penelitian ini adalah pemikiran al-Jilani tentang tafsir dan tasawuf, epistemologi penafsiran sufistiknya, serta relevansinya dalam konteks masyarakat modern. Penelitian ini menggunakan pendekatan pustaka eksploratif dengan data deskriptif kualitatif dan teknik analisis deskriptif analitik, mencakup pendekatan sufistik, filosofis, eksegesis, dan teologis normatif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa al-Jilani melihat tafsir sebagai kompromi antara makna zahir dan batin Al-Qur’an, dengan tafsir zahir sebagai lapisan luar yang harus ditembus untuk memahami makna batin. Tasawuf, menurut al-Jilani, berlandaskan pada ilmu, tahalli, dan takhalli, dan bertujuan untuk mencapai kesucian hati serta akhlak mulia. Epistemologi penafsiran sufistik al-Jilani melibatkan penggunaan intuisi dan tahapan maqam serta ahwal untuk mendapatkan isyarat Ilahiyah, dengan teknik tafsir yang mengedepankan pendekatan tekstual, komparatif, teleologis, dan logis.
Implikasi dari penelitian ini adalah penafsiran sufistik al-Jilani dapat menjadi dasar bagi penafsiran yang lebih mendalam dan tidak kontroversial dalam studi Al-Qur’an. Meskipun penafsiran sufistik menghadapi tantangan dalam implementasinya, terutama dalam hal kontemplasi dan pencapaian maqam-maqam tasawuf, ia menawarkan panduan penting untuk mengatasi krisis spiritualitas dan moralitas dalam masyarakat modern. Penafsiran ini menekankan kejujuran, moralitas, dan ibadah, serta membantu memahami makna batin Al-Qur’an secara lebih komprehensif.