Abqary, Mufti (2024) Tafsir Semantik Romantik (Rekonstruksi Peran Bahasa Dan Sastra Dalam Penafsiran Al-Qur'an). Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.
![[thumbnail of Naskah Tesis]](https://repository.ptiq.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
2024-MUFTI ABQARY-2022.pdf - Accepted Version
Download (2MB)
Abstract
Penelitian ini berupaya menyempurnakan Semantik Weltanschauung Toshihiko Izutsu (1964) dan Semantik Ensiklopedik Dadang Darmawan et al (2020), melalui integrasi keilmuan sastra. Hal ini karena peneliti sejalan dengan Buya Hamka (1989) dan Ahmad Thib Raya (2006) yang menekankan bahwa Al-Qur'an adalah mukjizat bahasa dan sastra yang membutuhkan kajian sastra dan gaya bahasa yang mendalam. Penelitian ini juga melakukan kritik terhadap Musa’id ath-Thayyar (2000) yang memberikan batasan pada peran bahasa dalam tafsir yang terbatas pada analisis kata. Penelitian ini mengajukan analisis semantik kalimat dan authorial intent (niat penulis) sebagai pelebaran kajian bahasa, yang sebelumnya hanya fokus pada kata, menuju kalimat dan kesusastraan. Dalam teori sastra, seorang kritikus perlu menentukan terlebih dahulu aliran sastra apa yang hendak dikaji yang ada pada suatu objek karya. Dalam hal ini, peneliti mengambil aliran sastra romantik sebagai aliran yang paling representatif bagi Al-Qur'an karena kesesuaiannya dengan empat unsur sastra romantik, berdasarkan pembagian oleh Al-Farfuri (1988) yang disimplifikasi oleh peneliti, yaitu aspek alam (thabî'iyyah), aspek emosi (‘âthifiyyah), aspek imajinasi (khayâliyyah) dan aspek kebebasan (hurriyyah). Pertama, sebagai contoh dalam aspek alam (thabî'iyyah); Al-Qur'an banyak menjadikan alam sebagai objek sumpah sekaligus nama surah, seperti surah Al-Qamar, Asy-Syams dan lain sebagainya. Kedua, contoh dalam aspek emosi (‘âthifiyyah); Al-Qur'an banyak menyentuh aspek emosi manusia dengan kabar gembira dan peringatan (QS Al-Baqarah/2 : 119). Ketiga; contoh dalam aspek imajinasi (khayâliyyah) adalah Al-Qur'an banyak memberikan gambaran kepada manusia tentang keadaan orang bertakwa di surga (QS An-Naba/78 31-37) atau tentang kiamat (QS Al-Qiyamah/75). Keempat; contoh dalam aspek kebebasan (hurriyyah) adalah ketika Al-Qur'an menetapkan huruf-huruf muqaththa'ah (huruf terpenggal) pada fawatih as-suwar (awalan surah). Penelitian ini juga menggagas tiga hal sebagai pendukung Tafsir Semantik Romantik; 1) Konsep Semantik Kalimat dan Analisisnya; melalui aplikasi teori Meaning and Style Stephen Ullmann (1973) dan A Glossary of Semantics and Pragmatics Alan Cruse (2006); 2) Hirarki Ilmu Tafsir dan Analisisnya; melalui aplikasi teori The Pyramid Principle Barbara Minto (1987); 3) Analisis Authorial Intent; melalui aplikasi teori Style and Personality Stephen Ullmann (1973).Setelah menyusun hirarki ilmu tafsir secara proporsional, dimulai dari pendekatan, sumber, metode dan taktik hingga model, maka disimpulkan Tafsir Semantik Romantik merupakan “model tafsir yang melakukan kajian semantik kata atau semantik kalimat dalam Al-Qur'an, lalu mengaitkannya dengan unsur dalam sastra romantik, sebagai aliran sastra Al-Qur'an.”. Adapun langkahnya terdiri dari 1) Menentukan Kata/Kalimat dan Urgensinya; 2) Analisis Makna Kata/Kalimat; 3) Kompilasi Ayat yang Mengandung Kata/Kalimat; 4) Analisis Semantik Kalimat dan Kesusastraan; 5) Analisis Unsur Romantik; 6) Analisis Authorial Intent dan penerapan masyarakat.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan |
Divisions: | Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Siti Mariam |
Date Deposited: | 19 Feb 2025 05:33 |
Last Modified: | 19 Feb 2025 05:33 |
URI: | https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1653 |