Fenomena kasus perceraian di Indonesia mengalami naik dan turun setiap tahunnya, khususnya kasus perceraian di Kelurahan Margahayu Bekasi Timur. Perceraian memiliki dampak yang signifikan pada kondisi anak, sehingga komunikasi antara orangtua, khususnya ibu single parent, menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam membangun parental bonding serta mengatasi dampak negatif dari perceraian tersebut. Dengan menggunakan teori atribusi komunikasi yang dikemukakan oleh Fritz Haider, penelitian ini meneliti penyebab perilaku anak pasca perceraian melalui faktor atribusi komunikasi ibu single parent dalam membantu anak melewati situasi pasca perceraian. Penelitian ini bertujuan untuk membantu ibu single parent dalam mengetahui sebab dan akibat perubahan perilaku anak pasca terjadinya perceraian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif destruktif dengan pendekatan studi kasus. Data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan ibu single parent di Kelurahan Margahayu. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan observasi non pastisipan, wawancara tidak terstruktur, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa atribusi komunikasi ibu single parent berperan penting dalam mengarahkan perubahan perilaku anak pasca perceraian, dimana komunikasi yang baik dan konsisten dapat meminimalisasi dampak negatif serta meningkatkan ikatan kasih sayang antara ibu dan anak.