Dari beberapa permasalahan bully dan penanganan oleh LSM dengan pendekatan partisipatif cara yang umum, tapi belum ada yang menggunakan komunikasi partisipasif secara khusus untuk mencegah bullying seperti Gerakan Cerdas Komunikasi Indonesia (GCKI) yang berlokasi di Kabupaten Bogor dengan komunikasi partisipasif dilakukan salah satu LSM atau lembaga non pemerintah dalam penanganan bullying secara intensif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif pendekatan studi kasus, pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. hasil menunjukan bahwa 1). Proses penanganan bullying pada remaja, dari banyaknya konsep komunikasi partisipatif GCKI menggunakan dialogis, karnaval, konsultatif, kolaboratif dan edukatif partisipatif. 2). Deskripsi interaksi antara remaja dengan konselor menunjukan bahwa GCKI menggunakan pendekatan yang menggabungkan metode formal dan non formal. 3). Persepsi remaja setelah mengikuti kegiatan ini menunjukan hasil yang cukup memuaskan 4). Peran komunikasi partisipatif terbukti bisa mempengaruhi kehidupan sosialnya.kesimpulannya penanganan bullying oleh GCKI melibatkan dialogis, karnaval, konsultatif, kolaboratif, dan edukatif dengan konselor sebagai mitra, membantu remaja berbagi pengalaman dan merasa lebih percaya diri. Persepsi remaja terhadap kegiatan ini bervariasi, dari pasif hingga proaktif, dalam pendekatan komunikasi partisipatif penanganan bullying. Pendekatan partisipatif GCKI memberdayakan remaja, meningkatkan kepercayaan diri, keterampilan sosial, dan kemampuan menghadapi bullying. GCKI mengatasi hambatan dengan strategi adaptif dan kreatif