repository ptiq

Analisis Wacana Kritis Atas Pemaknaan Lafaz Auliyâ‟ Dalam Perspektif Al-Qur‘An Dan Terjemahnya Edisi 2019 Kemenag RI

Fajri, Ahmad (2024) Analisis Wacana Kritis Atas Pemaknaan Lafaz Auliyâ‟ Dalam Perspektif Al-Qur‘An Dan Terjemahnya Edisi 2019 Kemenag RI. Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Naskah Tesis] Text (Naskah Tesis)
2024-AHMAD FAJRI-2021.pdf - Accepted Version

Download (1MB)

Abstract

Kesimpulan dari tesis ini bahwa: pertama, analisis teks, menunjukkan auliyâ' diterjemahkan sebagai ―teman setia‖, yang cenderung mempersempit makna aslinya yang bisa berarti ―pemimpin‖ atau ―pelindung‖. Terjemahan ini lebih menekankan pada hubungan interpersonal yang erat, bukan hubungan struktural atau politis.. Kedua, kognisi sosial, menunjukkan Kemenag memahami dampak terjemahan ini terhadap pandangan masyarakat Indonesia tentang hubungan antaragama. Catatan kaki disertakan untuk memberikan fleksibilitas interpretasi. Ketiga, konteks sosial, menunjukkan terjemahan ini bertujuan menjaga kerukunan antaragama dan mencegah polarisasi. Kemenag memilih pendekatan moderat dan kontekstual untuk mendukung kohesi sosial dan stabilitas nasional, sesuai dengan semangat Pancasila. Tim LPMQ Kemenag menggunakan metode domestikasi dalam menerjemahkan kata auliyâ' di QS. Al-Mâ'idah/5:51. Metode inimenyesuaikan terjemahan dengan konteks budaya lokal. Sebelumnya, auliyâ' diterjemahkan sebagai ―pemimpin‖ atau ―pelindung‖. Namun, pada edisi 2019, tim memilih menggunakan ―teman setia‖. Pilihan ini lebih mencerminkan hubungan sosial di Indonesia yang multikultural dan menghargai kerukunan antaragama. Pendekatan ini bertujuan membuat terjemahan lebih relevan bagi masyarakat Indonesia, tetap mempertahankan makna asli ayat, dan mendukung nilai-nilai toleransi serta pluralisme. Selain itu, terjemahan auliyâ' sebagai ―teman setia‖ dalam edisi Kemenag 2019 mencerminkan tiga ide utama: pertama, nasionalisme religius inklusif, yakni mendorong hubungan baik antara Muslim dan non- Muslim di Indonesia, sesuai dengan semangat Pancasila dan pluralisme. Kedua, kontekstualisme, yakni menyesuaikan makna ayat dengan kondisi sosial saat ini, berbeda dari konteks historis pada masa Nabi. Ketiga, moderasi beragama, yakni mempromosikan pendekatan yang seimbang, mendukung toleransi dan kerja sama antaragama, serta menghindari sikap ekstrem. Pendekatan ini bertujuan menjaga integritas agama sambil
memupuk keharmonisan sosial di Indonesia yang beragam. Tesis ini menganalisis terjemahan kata auliyâ' dalam Al-Qur'an Kemenag edisi 2019 dengan menggunakan metode Analisis Wacana Kritis dari Teun A. van Dijk. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif kajian tematik analisis, dengan pendekatan studi kepustakaan (library research), observasi, dan wawancara yang menghimpun data-data yang berkaitan denagan judul dan pembahasan dalam tesis ini

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 23 Feb 2025 07:19
Last Modified: 23 Feb 2025 07:19
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1684

Actions (login required)

View Item
View Item