repository ptiq

Inisiasi Eko-Teopolaritas Perspektif Al-Qur’an (Kajian Penafsiran Sachiko Murata Terhadap Ayat Berwawasan Lingkungan)

Zahroh, Atssania (2024) Inisiasi Eko-Teopolaritas Perspektif Al-Qur’an (Kajian Penafsiran Sachiko Murata Terhadap Ayat Berwawasan Lingkungan). Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Naskah Tesis] Text (Naskah Tesis)
2024-ATSSANIA ZAHROH-2021.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Tesis ini membahas tentang perspektif Al-Qur’an mengenai ekologi dengan teori Polaritas Teologis Sachiko Murata. Kerusakan lingkungan menjadi latar belakang permasalahan penulisan ini dilakukan. Jika dikaji lebih dalam lagi, akar permasalahannya adalah hubungan manusia dan alam yang tidak harmonis karena menganggap satu dengan yang lain adalah unsur liyan. Penulisan ini merupakan riset kepustakaan (library research) kualitatif dengan metode tafsir maudhû’i (tematik ayat). Metode ini digunakan untuk menggali konsep keberpasangan dalam Al-Qur’an melalui pendekatan teori ekofeminis kritis-teologis. Di dalam polaritas teologis, memuat tiga realitas, yaitu mikrokosmos (manusia), makrokosmos (alam), dan Metakosmos (Allah) yang saling terhubung dengan sifat feminin (yin) dan maskulin (yang). Konsep inisiasiasi eko-teopolaritas yaitu ekologi dengan paradigm tawhīd yang berasaskan keberpasangan kooperatif-komplementer. Dari definisi tersebut dapat dijelaskan dalam beberapa poin lanjutan, pertama, konstruk eko-teopolaritas yang diinterpretasikan dengan metode ta’wil. Al-Qur’ an dalam Q.S Al-Baqarah (2):30 menunjukkan manusia sebagai wakil Allah dengan noblese oblige (misi mulia) dalam menciptakan keharmonisan dengan alam. Q.S Adz-Dzāriyāt (51):49 menyatakan setiap ciptaan Allah adalah berpasang-pasangan meskipun tetap ada unsur dualitas. Kedua, tawaran aplikatif eko-teopolaritas di dalam konservasi lingkungan. Pertama,
membangun wawasan lingkungan: sebuah kolaborasi (Q.S Al-Jāsiyah (45):4). Kedua, membangun kesadaran penghormatan terhadap alam (Q.S Shād (38):27-29). Ketiga, konservasi lingkungan berwawasan gender (Q.S Al-A’ rāf (7):189). Keempat, responsibility atas amanah isti’ mar (Q.S Hūd (11):61). Kelima, aksi praktis eco-healing (Q.S An-Nahl (16):97). Teori ini menganggit ekofeminis kritis milik Greeta C. Gaard (1960), ekofeminis spiritual milik Dewi Candraningrum (1975) sebagai sebuah kolaborasi, etika terhadap tanah milik Aldo Leopold (1887), keseimbangan yang diajarkan dalam Al-Qur’an milik Asma Barlas (1950), ekologi berwawasan gender milik Nur Arfiyah Febriani (1981), dan ekoteologi dalam tafsir kontemporer milik Badru Tamam (1970). Teori yang tidak sependapat dengan penulisan ini adalah Al-Qurthubi (w. 671 H) dengan penafsirannya yang masih bias gender dalam tafsir al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, dan tokoh feminisme Indonesia Toety Heraty yang menyatakan ajaran Islam sebagai penghambat advokasi feminisme. Dari persamaan dan perbedaan tersebut, maka penulisan ini lebih fokus kepada ekologi dengan paradigma tawhīd dan dualitas komplementer asmāul husna.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 23 Feb 2025 07:30
Last Modified: 23 Feb 2025 07:30
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1686

Actions (login required)

View Item
View Item