Kesimpulan dari disertasi ini adalah bahwa peningkatan produktivitas budaya dan iklim kerja dapat terwujud melalui peran aktif seluruh stakeholder dengan memperhatikan unsur-unsur totalitas holistik yang terdapat dalam Al-Qur’an. Hal ini didasarkan pada isyarat Al-Qur’an mengenai empat unsur totalitas holistik, yaitu: integritas (النزاهة), profesionalisme (الاحترافية), tanggung jawab (المسؤولية), dan keteladanan (القدوة). Dalam konteks ini, kolaborasi yang kokoh antara semua pihak yang terlibat, dengan memperhatikan nilai-nilai yang diperintahkan oleh Al-Qur’an, akan memperkuat budaya kerja yang produktif dan berintegritas.
Temuan di atas membuktikan bahwa menerapkan budaya dan iklim kerja yang idealme menurut Al-Qur’an penting bagi ASN di SMA 2 Krakatau Steel Cilegon, Banten. Nilai-nilai seperti kesetiaan, kejujuran, kerja keras, dan saling menghormati menjadi dasar untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif. Diharapkan ASN di sekolah ini memberikan teladan dalam pelayanan kepada masyarakat serta menciptakan suasana yang mendukung perkembangan akademik dan moral siswa. Penerapan nilai-nilai ini berpotensi meningkatkan motivasi dan kinerja ASN, yang positifnya dapat berdampak pada pencapaian tujuan organisasi. Melalui pemahaman dan implementasi ajaran Al-Qur’an tentang budaya dan iklim kerja, SMA 2 Krakatau Steel Cilegon diharapkan menjadi contoh inspiratif bagi lembaga pendidikan lain di Banten. Harmonisasi antara nilai-nilai agama dan tugas profesional diharapkan dapat terwujud secara sinergis, menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung pertumbuhan dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Disertasi ini mendukung pendapat Edgar Schein (1928), Peter Drucker (1909), Geert Hofstede (1928), Clayton Alderfer (1940), Daniel Goleman (1946) yang menyatakan bahwa pentingnya budaya dan iklim kerja yang mendukung pemenuhan kebutuhan dasar karyawan dan pengembangan pribadi. Meraka juga mengaitkan iklim kerja yang positif dengan pemahaman dan pengelolaan perbedaan budaya dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan produktif. Sebaliknya Disertasi ini memiliki perbedaan pendapat dengan Frederick Taylor (1856), Herbert Simon (1916), Ouglas McGregor (1906), Max Weber (1864), dan Adam Smith (1723) yang berpendapat bahwa budaya dan iklim kerja tidak dianggap memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas dalam lingkungan kerja, namun yang dianggap penting adalah standarisasi dan pengawasan yang ketat. Di samping itu mereka cenderung melihat kinerja organisasi dari sudut pandang struktur organisasi dan faktor eksternal daripada budaya internal.
Disertasi ini menggunakan metode kualitatif. Dalam pembahasan tafsir Al-Qur’an metode maudhu'i (tematik) dipilih dalam penelitian ini untuk dapat menemukan konsep yang komprehensif tentang budaya iklim kerja perspektif Al-Qur’an. Selain itu, penelitian ini berbasis riset lapangann (field research), bersifat eksploratif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang budaya iklim kerja pada sekolah menengah atas yang berada di provinsi Banten dimana pada penelitian ini peneliti akan mengamati bagaimana realitas budaya dan iklim kerja pada sekolah menengah atas di provinsi Banten. selain itu data tersebut juga didukung dengan data berupa ayat-ayat Al-Qur’an dan kitab-kitab tafsir otoritatif, dan berbagai bahan tertulis yang dipublikasikan dalam bentuk buku, jurnal, artikel, website, sofware, majalah, dan prosiding yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan penelitian. Oleh sebab itu disertasi ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif.