Tesis ini membahas tentang konsep Wasatiah qur’ani perspektif tafsîr Mafâtîh al-Gaib. Metode yang digunakan yaitu menggunakan metode kualitatif yang dalam teori tafsir disebut dengan metode tematik (Maudhû’i). Penulis mengumpulkan semua data-data kata wasath di dalam Al-Qur’an dan karakteristik wasatiah, lalu dianalisa dengan sumber utama yaitu buku tafsîr Mafâtîh al-Gaib, dan disajikan dalam tesis ini.
Kesimpulan tesis ini adalah kata wasath dan derivasinya dapat ditemukan pada Q.S. al-Baqarah/2: 143, Q.S al-Baqarah/2: 238, Q.S. al-Qalam/68: 28. Makna dan penafsiran kata wasath dalam tafsîr Mafâtîh al-Gaib pada Q.S. al-Baqarah/2: 143 adalah adil, bersikap moderat, dan terbaik. Sedangkan pada Q.S al-Baqarah/2: 238 makna dan penafsiran kata wusthâ adalah pertengahan. Adapun pada Q.S. al-Qalam/68: 28 makna dan penafsiran kata awsath adalah paling baik, adil, berilmu dan ideal
Sedangkan karakteristik Wasatiah yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan merujuk melalui Tafsîr Mafâtîh al-Gaib dapat disimpulkan menjadi beberapa point penting yaitu: pertama: Adil dan condong kepada kebaikan dengan berlandaskan pada Q.S. al-Baqarah/2: 143, kedua: pertengahan dalam hal agama yang meliputi: larangan menghina, mencaci maki, melecehkan keyakinan atau agama lain dengan menganjurkan berbicara lembut dan penuh hikmah kepada mereka yang belum menerima kebenaran hal ini berdasarkan pada Q.S. al-An’âm/6: 108, larangan memaksa masuk dalam keyakinan atau agama hal ini berdasarkan pada Q.S. al-Baqarah/2: 256, anjuran menghormati dan toleransi terhadap agama lain (Q.S. al-Hujurât/49: 13), kebolehan berinteraksi sosial dengan non-muslim, menghindari ekstrimisme agama (Q.S. al-Mumtahanah/60: 8), dan ketiga yaitu larangan tindakan zhalim/kekerasan (Q.S. al-A'râf ayat/7: 33).